Poin Utama
Strategi perdagangan dengan moving average dapat membantu pedagang mengukur momentum pasar, menganalisis tren, dan melacak potensi pembalikan pasar.
Beberapa strategi perdagangan dengan moving average meliputi perlintasan moving average ganda, pita moving average, sampul moving average, dan MACD.
Strategi perdagangan dengan moving average dapat menawarkan wawasan yang bernilai terkait aksi pasar, tetapi penafsiran sinyalnya dapat bersifat subjektif. Untuk memitigasi risiko, pedagang sering kali menggabungkan strategi ini dengan analisis fundamental dan metode lainnya.
Pendahuluan
Moving average (MA) adalah indikator analisis teknis populer yang memuluskan data harga selama periode waktu tertentu. Moving average dapat digunakan dalam strategi perdagangan untuk mengidentifikasi potensi pembalikan tren, titik masuk dan keluar, level support/resistance (S/R), dan banyak lagi. Artikel ini membahas berbagai strategi perdagangan dengan moving average, cara kerjanya, dan wawasan yang dapat ditawarkannya.
Mengapa Harus Memakai Strategi Perdagangan dengan Moving Average?
Moving average dapat menyaring kebisingan pasar dengan merapikan data harga untuk membantu pedagang mengidentifikasi tren pasar secara efektif. Pedagang juga dapat mengukur momentum pasar dengan mengamati interaksi di antara beberapa moving average. Selain itu, fleksibilitas moving average memungkinkan pedagang untuk menyesuaikan strategi dengan berbagai kondisi pasar.
1. Perlintasan Moving Average Ganda
Strategi perlintasan moving average ganda mencakup penggunaan dua moving average dengan panjang yang bervariasi. Pedagang umumnya menggunakan kombinasi moving average jangka pendek dan jangka panjang, seperti MA 50 hari dan MA 200 hari. Moving average tersebut biasanya berasal dari jenis yang sama, seperti dua simple moving average (SMA), tetapi Anda juga dapat menggunakan jenis yang berbeda, seperti SMA yang digabungkan dengan exponential moving average (EMA).
Dalam strategi perdagangan ini, pedagang mencari perlintasan di antara moving average. Sinyal bullish terjadi ketika moving average jangka pendek melintas di atas moving average jangka panjang (dikenal juga sebagai Golden Cross) yang mengindikasikan potensi peluang membeli. Sebaliknya, sinyal bearish terjadi ketika moving average jangka pendek melintas di bawah moving average jangka panjang (disebut juga sebagai Death Cross) yang mengindikasikan potensi peluang menjual.
2. Pita Moving Average
Pita moving average adalah kombinasi dari beberapa moving average dengan panjang yang bervariasi. Sebuah pita (ribbon) dapat terdiri dari empat hingga delapan SMA, tetapi jumlah pastinya dapat bervariasi tergantung pada preferensi masing-masing. Interval di antara MA juga dapat disesuaikan dengan berbagai lingkungan perdagangan. Misalnya, pita default terdiri dari empat SMA dengan periode 20, 50, 100, dan 200.
Strategi perdagangan ini mencakup pelacakan ekspansi dan kontraksi pita moving average. Misalnya, ekspansi pita, yaitu ketika moving average yang lebih pendek bergerak menjauh dari moving average yang lebih panjang selama kenaikan harga, menunjukkan tren pasar yang menguat. Sebaliknya, kontraksi pita, yaitu ketika beberapa moving average bertemu atau tumpang tindih, menunjukkan konsolidasi atau pullback.
3. Sampul Moving Average
Strategi perdagangan dengan sampul moving average menggunakan satu moving average yang dikelilingi oleh dua batas (sampul) yang ditetapkan pada persentase tertentu di atas dan di bawahnya. Moving average pusat dapat berupa SMA atau EMA tergantung pada tingkat sensitivitas yang diinginkan oleh pedagang. Pengaturan umumnya menggunakan SMA 20 hari dengan sampul yang diatur pada 2,5% atau 5% darinya. Persentasenya tidak tetap dan dapat disesuaikan berdasarkan volatilitas pasar untuk menangkap lebih banyak fluktuasi harga.
Strategi perdagangan ini dapat digunakan untuk menentukan kondisi pasar jenuh beli dan jenuh jual. Harga yang melintas di atas sampul atas menunjukkan bahwa aset mungkin mengalami jenuh beli yang menunjukkan potensi peluang menjual. Sebaliknya, harga yang turun di bawah sampul bawah menunjukkan bahwa aset mungkin mengalami jenuh jual yang menunjukkan potensi peluang membeli.
Sampul Moving Average vs. Bollinger Bands (BB)
Bollinger Bands (BB) mirip dengan sampul moving average. Keduanya biasanya menggunakan SMA 20 hari sebagai pusat serta dua batas yang ditetapkan di atas dan di bawahnya. Meskipun pendekatannya serupa, terdapat perbedaan pada indikator ini.
Sampul moving average menggunakan dua batas yang ditetapkan pada persentase tertentu di atas dan di bawah moving average pusat. Sebaliknya, Bollinger Bands menggunakan dua pita (band) yang menetapkan dua simpangan baku dari moving average pusat.
Secara umum, BB dan sampul moving average dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi kondisi pasar jenuh beli dan jenuh jual, tetapi terdapat sedikit perbedaan dalam cara melakukannya secara visual. Sampul moving average memberikan sinyal ketika harga melintas di atas atau di bawah sampul. Bollinger Bands juga dapat mengindikasikan kondisi jenuh beli dan jenuh jual ketika harga bergerak mendekati atau menjauhi pita. Namun, BB menawarkan wawasan tambahan terkait volatilitas pasar ketika terjadi kontraksi atau ekspansi pita.
4. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD adalah indikator teknis yang terdiri dari dua garis utama, yaitu garis MACD dan garis sinyal, yang merupakan EMA 9 periode dari garis MACD. Interaksi antara garis-garis ini dan histogram, yang mewakili perbedaan di antara keduanya, membuat strategi perdagangan ini efektif untuk menganalisis pergeseran momentum pasar dan potensi pembalikan tren.
Pedagang dapat menggunakan divergensi antara MACD dan aksi harga untuk melacak potensi pembalikan tren. Divergensi dapat berupa bullish atau bearish. Dalam divergensi bullish, harga membentuk low yang lebih rendah sementara MACD membentuk low yang lebih tinggi yang menandakan potensi pembalikan ke atas. Sebaliknya, dalam divergensi bearish, harga membentuk high yang lebih tinggi sementara MACD membentuk high yang lebih rendah yang menunjukkan potensi pembalikan ke bawah.
Selain itu, pedagang dapat memanfaatkan perlintasan MACD. Garis MACD yang melintasi garis sinyal dari bawah menunjukkan momentum ke atas yang menandakan potensi peluang membeli. Sebaliknya, garis MACD yang turun di bawah garis sinyal menunjukkan momentum ke bawah yang menandakan potensi peluang menjual.
Penutup
Strategi perdagangan dengan moving average dapat membantu pedagang menganalisis tren pasar, pergeseran momentum, dan banyak lagi. Namun, hanya mengandalkan strategi ini mungkin berbahaya karena interpretasinya bersifat subjektif. Untuk memitigasi potensi risiko, pedagang dapat menggabungkan strategi ini dengan metode analisis pasar lainnya.
Bacaan Lebih Lanjut
Penafian: Konten ini disajikan kepada Anda dengan dasar “sebagaimana adanya” untuk informasi umum dan tujuan pendidikan saja tanpa pernyataan atau jaminan dalam bentuk apa pun. Konten ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, hukum, atau profesional lainnya ataupun dimaksudkan untuk menyarankan pembelian produk atau jasa tertentu. Anda sebaiknya mencari nasihat dari penasihat profesional yang sesuai. Jika artikel merupakan kontribusi dari kontributor pihak ketiga, harap diperhatikan bahwa pandangan yang dinyatakan berasal dari kontributor pihak ketiga dan tidak mencerminkan pandangan Binance Academy. Silakan baca penafian lengkap kami di sini untuk detail lebih lanjut. Harga aset digital dapat menjadi volatil. Nilai investasi Anda mungkin turun atau naik. Anda mungkin tidak mendapatkan kembali jumlah yang sudah diinvestasikan. Anda bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keputusan investasi Anda. Binance Academy tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian yang mungkin Anda alami. Materi ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, hukum, atau profesional lainnya. Untuk informasi selengkapnya, baca Ketentuan Penggunaan dan Peringatan Risiko kami.