Konten
Short selling memungkinkan pedagang mengambil laba dari penurunan harga aset. Ini merupakan cara yang sangat umum untuk mengelola
risiko kerugian, melakukan
hedge terhadap kepemilikan, atau hanya sebagai ekspresi terhadap outlook
bearish di pasar.
Namun, shorting juga bisa menjadi
strategi perdagangan yang sangat berisiko tinggi. Bukan hanya karena tidak ada batas harga suatu aset, tetapi juga karena adanya short squeeze. Short squeeze dapat digambarkan sebagai kenaikan harga yang mendadak. Saat terjadi, banyak short seller “terperangkap” dan dengan cepat bergegas keluar untuk mencoba menutup posisi.
Tentu, jika Anda ingin memahami apa itu short squeeze, Anda harus mengetahui apa yang dimaksud dengan
shorting terlebih dahulu. Jika Anda belum familiar dengan shorting dan cara kerjanya, lihat
Apa Itu Shorting dalam Pasar Keuangan?.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu short squeeze, bagaimana Anda bisa mempersiapkan diri jika itu terjadi, dan bahkan mengambil laba dari kejadian tersebut dengan
posisi long.
Short squeeze terjadi ketika harga suatu aset meningkat tajam karena banyak short seller dipaksa keluar dari posisi mereka.
Short seller yakin bahwa harga suatu aset akan menurun. Jika ternyata harga justru naik, posisi short mulai mengasilkan kerugian belum terealisasi yang menggunung. Ketika harga naik, short seller mungkin akan terpaksa menutup posisi mereka. Ini bisa terjadi via pemicu
stop-loss,
likuidasi (untuk
margin dan kontrak
futures). Juga bisa terjadi hanya karena pedagang secara manual menutup posisi untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Jadi, bagaimana para short seller menutup posisi? Mereka membeli. Inilah mengapa short squeeze menghasilkan lonjakan harga yang tajam. Ketika short seller menutup posisi, efek cascading dari order pembelian menyiram bahan bakar ke api. Dengan demikian, short squeeze biasanya juga disertai dengan lonjakan
volume perdagangan.
Ada hal lain yang perlu dipertimbangkan. Semakin besar minat short, semakin mudah untuk menjebak para short seller dan memaksa mereka menutup posisi. Dengan kata lain, semakin banyak
likuiditas yang tersedia untuk dijebak, semakin besar peningkatan volatilitas yang mungkin terjadi, berkat short squeeze. Dalam hal ini, short squeeze merupakan peningkatan permintaan yang sementara saat pasokan menurun.
Kebalikan dari short squeeze adalah long squeeze – meskipun kurang umum. Long squeeze adalah dampak serupa yang terjadi ketika posisi long terjebak oleh efek cascading dari tekanan menjual, yang mengarah pada penurunan harga yang tajam.
Short squeeze muncul ketika terjadi tekanan beli yang tiba-tiba meningkat. Jika Anda telah membaca artikel kami mengenai
shorting, Anda pasti sudah tahu bahwa shorting bisa menjadi strategi yang berisiko tinggi. Namun, yang membuat short squeeze menjadi peristiwa yang memiliki
volatilitas tinggi adalah serbuan mendadak untuk menutupi kerugian posisi short (via order beli). Ini melibatkan banyak
order stop-loss yang terpicu pada tingkat harga yang signifikan, dan banyak short seller yang secara manual menutup posisi mereka di saat yang sama.
Pada dasarnya, short squeeze bisa terjadi di setiap pasar keuangan yang memungkinkan Anda membuka posisi short. Pada saat yang sama, kurangnya pilihan untuk melakukan short terhadap pasar juga dapat menyebabkan gelembung harga yang besar. Lagi pula, jika tidak ada cara yang baik untuk bertaruh terhadap suatu aset, maka harganya mungkin akan terus naik dalam durasi yang lama.
Prasyarat short squeeze adalah mayoritas
posisi short dibanding
posisi long. Secara alami, jika posisi short jauh lebih banyak daripada posisi long, maka akan terdapat lebih banyak likuiditas tersedia untuk memicu lonjakan. Inilah sebabnya mengapa rasio long/short bisa menjadi alat yang berguna bagi pedagang yang ingin mengawasi
sentimen pasar. Jika Anda ingin memeriksa rasio long/short real-time di
Binance Futures, Anda dapat melihatnya di
laman ini.
Beberapa pedagang berpengalaman akan mencari peluang short squeeze untuk membuka posisi long dan mengambil keuntungan dari lonjakan harga yang cepat. Strategi ini dilakukan dengan mengakumulasi posisi sebelum squeeze terjadi dan langsung menjual dengan harga yang lebih tinggi saat lonjakan.
Short squeeze sangat umum di pasar saham. Biasanya memerlukan sentimen rendah di lingkungan perusahaan, harga saham yang dirasa tinggi, dan banyak posisi short. Jika, katakanlah, beberapa berita positif yang tidak terduga keluar, semua posisi short dipaksa untuk membeli, yang mengarah ke peningkatan harga saham. Meski begitu, short squeeze lebih merupakan
pola teknikal daripada
peristiwa fundamental.
Menurut beberapa perkiraan, saham Tesla (TSLA) menjadi salah satu saham yang paling banyak di-short dalam sejarah. Meski begitu, harganya telah mengalami sejumlah kenaikan tajam, yang tampaknya menjebak banyak short seller.
Short squeeze juga sangat umum di pasar
mata uang kripto, terutama di pasar
Bitcoin.
Pasar derivatif Bitcoin menggunakan posisi leverage tinggi, bisa terjebak atau
dilikuidasi dengan pergerakan harga yang relatif kecil. Dengan demikian, short dan long squeeze sering terjadi di pasar Bitcoin. Jika Anda ingin menghindari likuidasi atau terjebak dalam gerakan seperti itu, pertimbangkan dengan hati-hati jumlah
leverage yang Anda gunakan. Anda juga harus mengadopsi strategi
manajemen risiko yang tepat.
Coba lihat kisaran harga Bitcoin di bawah ini dari awal tahun 2019. Harga berada dalam rentang setelah bergerak tajam ke bawah.
Sentimen pasar kemungkinan cukup rendah, karena banyak investor akan mencari posisi short, mengharapkan kelanjutan downtrend.
Potensi short squeeze di pasar BTC/USD.
Namun, harga terbang menembus rentang dengan tergesa-gesa, area tersebut bahkan tidak diuji ulang untuk waktu yang lama. Setahun kemudian area ini baru diuji ulang lagi, selama pandemi coronavirus (juga dikenal sebagai
“Black Thursday”). Langkah cepat ini sangat mungkin karena short covering yang luas.
Kesimpulannya, short squeeze terjadi ketika para
short seller terperangkap dan dipaksa untuk menutupi kerugian dari posisi mereka, yang mengarah ke kenaikan harga yang tajam.
Short squeeze bisa memiliki
volatilitas yang sangat tinggi di pasar
leverage. Ketika banyak pedagang dan investor menggunakan leverage tinggi, pergerakan harga juga cenderung lebih tajam, karena
likuidasi dengan dampak cascading dapat menyebabkan efek air terjun.
Masih belum yakin bagaimana melakukan short terhadap
Bitcoin dan
mata uang kripto lainnya? Lihat platform tanya jawab kami,
Ask Academy, di mana komunitas Binance akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda.