TL;DR
ROI adalah sebuah cara untuk mengukur kinerja sebuah investasi. Seperti dugaan Anda, ini merupakan cara yang bagus untuk membandingkan profitabilitas berbagai investasi. Tentu saja, sebuah investasi dengan ROI lebih tinggi akan lebih baik daripada investasi dengan ROI yang lebih rendah (atau negatif). Penasaran dengan cara mengukurnya di portofolio Anda sendiri? Mari kita lanjutkan membaca.
Pendahuluan
Lalu, apa fungsinya? Pikiran manusia cenderung membangun narasi untuk segala sesuatu saat mencoba memahami dunia. Namun, Anda tidak dapat "lari" dari angka. Jika Anda menghasilkan keuntungan yang negatif, sesuatu harus diubah dalam strategi Anda. Sama halnya, jika Anda merasa memiliki kinerja yang baik, tetapi angkanya tidak mencerminkan hal tersebut, mungkin Anda merupakan korban dari bias.
Apa itu laba atas investasi (ROI)?
Laba atas investasi (ROI) adalah cara untuk mengukur kinerja sebuah investasi. ROI juga dapat digunakan untuk membandingkan berbagai investasi.
Terdapat beberapa cara untuk menghitung laba dan kita akan membahas beberapa di bab berikutnya. Namun, untuk sekarang kita cukup memahami bahwa ROI mengukur keuntungan atau kerugian yang dibandingkan dengan investasi awal. Dengan kata lain, ROI merupakan perkiraan profitabilitas sebuah investasi. Jika dibandingkan dengan investasi awal, ROI positif berarti laba dan ROI negatif berarti rugi.
Perhitungan ROI berlaku bukan hanya untuk perdagangan atau investasi, melainkan juga segala jenis bisnis atau pembelian. Jika Anda berencana untuk membuka atau membeli restoran, Anda harus melakukan beberapa perhitungan terlebih dahulu. Apakah membukanya akan masuk akal dari sudut pandang finansial? Menghitung perkiraan ROI berdasarkan semua proyeksi pengeluaran dan laba akan membantu Anda mengambil keputusan yang lebih baik. Jika tampaknya bisnis akan menghasilkan laba pada akhirnya (yaitu, memiliki ROI positif), mungkin akan sepadan untuk memulainya.
Selain itu, ROI dapat membantu mengevaluasi hasil transaksi yang sudah terjadi. Misalnya, mari kita bayangkan bahwa Anda membeli mobil kuno yang eksotis senilai $200.000. Kemudian, Anda menggunakannya selama dua tahun dan menghabiskan $50.000 untuk mobil tersebut. Sekarang, anggaplah bahwa harga mobil tersebut naik di pasar dan Anda bisa menjualnya sebesar $300.000. Anda bukan hanya menikmati mobil tersebut selama dua tahun, melainkan juga menghasilkan laba investasi yang cukup besar. Berapa besar jumlahnya secara tepat? Mari kita cari tahu.
Cara menghitung laba atas investasi (ROI)
Rumus ROI cukup sederhana. Anda mengambil nilai saat ini dari investasi dan menguranginya dengan biaya investasi awal. Kemudian, Anda membagi jumlah ini dengan biaya awal investasi.
ROI = (nilai sekarang - biaya awal) / biaya awal
Jadi, berapa besar laba yang akan Anda hasilkan dengan menjual mobil eksotis tersebut?
ROI = (300.000 - 200.000) / 200.000 = 0,5
ROI Anda adalah 0,5. Jika Anda mengalikannya dengan 100, maka Anda akan mendapatkan tingkat laba (ROR).
0,5 x 100 = 50
Angka ini berarti bahwa Anda memperoleh laba sebesar 50% dari investasi awal. Namun, Anda perlu memperhitungkan besarnya pengeluaran untuk mobil tersebut untuk mendapatkan gambaran lengkapnya. Jadi, mari kita kurangi nilai saat ini dari mobil dengan angka tersebut:
300.000 - 50.000 = 200.000
Sekarang, Anda dapat menghitung ROI sambil memperhitungkan pengeluarannya:
ROI = (250.000 - 200.000) / 200.000 = 0,25
ROI Anda adalah 0,25 (atau 25%). Angka ini berarti bahwa jika kita mengalikan biaya investasi ($200.000) dengan ROI (0,25), kita bisa menemukan laba bersihnya, yaitu $50.000.
200.000 x 0,25 = 50.000
Batasan ROI
Jadi, ROI sangat mudah untuk dipahami dan menghasilkan pengukuran profitabilitas yang universal. Apakah ada batasannya? Tentu saja.
Salah satu batasan terbesar dari ROI adalah ketidakmampuan untuk memperhitungkan jangka waktu. Mengapa hal tersebut penting? Waktu merupakan faktor penting untuk investasi. Mungkin terdapat pertimbangan lain (seperti likuiditas dan keamanan), tetapi sebuah investasi yang menghasilkan ROI 0,5 dalam setahun lebih baik daripada ROI 0,5 dalam lima tahun. Inilah alasan Anda mungkin mengetahui beberapa orang membahas mengenai ROI tahunan yang mewakili laba (keuntungan) investasi yang bisa diharapkan dalam satu tahun.
Namun, ROI tidak akan memperhitungkan aspek lain dari sebuah investasi. ROI yang lebih tinggi tidak berarti investasi yang lebih baik. Bagaimana jika Anda tidak dapat menemukan siapa pun yang ingin membeli investasi Anda dan terjebak dengannya untuk jangka waktu yang lama? Bagaimana jika investasi dasarnya memiliki likuiditas yang buruk?
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah risiko. Sebuah investasi mungkin memiliki ROI yang sangat prospektif, tetapi apa risikonya? Jika terdapat kemungkinan yang tinggi bahwa investasi tersebut menjadi nol atau bahwa dana Anda akan menjadi tidak dapat diakses, maka ROI yang prospektif tidak begitu penting. Mengapa? Risiko memiliki aset ini untuk jangka panjang sangat tinggi. Memang betul bahwa potensi reward-nya juga dapat menjadi tinggi, tetapi kehilangan seluruh investasi awal tentu tidak diinginkan.
Penutup
Kita telah mengetahui pengertian laba atas investasi (ROI) dan cara pedagang menggunakannya untuk mengambil keputusan investasi dengan informasi lebih banyak. Rumus laba atas investasi merupakan bagian inti dalam melacak kinerja portofolio, investasi, atau bisnis apa pun.
Seperti yang kita bahas, ROI bukan merupakan metrik utama, tetapi dapat menjadi bermanfaat. Anda juga perlu mempertimbangkan biaya peluang, rasio risk/reward, dan faktor lain yang dapat memengaruhi pilihan Anda di antara berbagai peluang investasi. Namun, sebagai titik awal, ROI dapat menjadi barometer yang baik untuk mengevaluasi investasi potensial.