7 Indikator yang Wajib Diketahui Setiap Investor DeFi
Beranda
Artikel
7 Indikator yang Wajib Diketahui Setiap Investor DeFi

7 Indikator yang Wajib Diketahui Setiap Investor DeFi

Pemula
Diterbitkan Sep 16, 2020Diperbarui Feb 23, 2023
6m

TL;DR

Dengan dunia DeFi yang bergerak dalam kecepatan sangat tinggi, mungkin sulit untuk memahami mengapa beberapa proyek baru tiba-tiba jatuh dan gagal. Analisis fundamental berusaha untuk menentukan apakah suatu protokol dinilai terlalu tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued), sehingga investor dan pedagang dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai posisi mereka.

Bagaimana Anda dapat mengukur nilai "intrinsik" aset DeFi? Baca terus untuk mengetahui beberapa metrik terampuh yang dapat digunakan.


Konten


Pengantar

Keuangan Terdesentralisasi atau Decentralized Finance (DeFi) bergerak dengan kecepatan tinggi, sehingga bisa sangat sulit untuk mengikutinya, apalagi harus mengevaluasi proyek baru secara tepat waktu. Yang membuatnya semakin menantang adalah kurangnya standar pendekatan – ada begitu banyak cara yang berbeda untuk mengukur dan membandingkan protokol DeFi.
Namun, tidak perlu khawatir. Kita akan membahas beberapa indikator yang umum digunakan, yang dapat menjadi sumber informasi yang baik mengenai DeFi. Karena sejumlah besar data tersedia untuk umum secara on-chain, mudah bagi setiap pedagang atau investor untuk menggunakan indikator-indikator ini. Terinspirasi dari utas Spencer Noon, dalam artikel ini dijabarkan beberapa metrik.


1. Total Value Locked (TVL)

Seperti namanya, Total Nilai Terkunci atau Total Value Locked (TVL) adalah jumlah agregat dana yang dikunci ke dalam protokol DeFi. Anda dapat menganggap TVL sebagai semua likuiditas dalam pool likuiditas di pasar uang. Misalnya, dalam Uniswap, TVL berarti jumlah dana yang disetorkan oleh penyedia likuiditas ke protokol.

TVL bisa menjadi sumber data berguna yang memberikan gambaran mengenai minat terhadap DeFi secara keseluruhan. TVL juga dapat secara efektif membandingkan "pangsa pasar" dari berbagai protokol DeFi. Ini bisa sangat berguna bagi investor yang mencari proyek-proyek DeFi yang masih kurang dihargai atau undervalued.

Yang juga perlu diperhatikan adalah bagaimana TVL dapat diukur menggunakan denominasi yang berbeda. Misalnya, TVL yang terkunci di proyek-proyek Ethereum biasanya diukur dalam ETH atau USD.


2. Rasio price-to-sales (rasio P/S)

Dalam lingkungan bisnis yang lebih tradisional, Rasio Price-to-Sales (Rasio P/S) membandingkan harga saham perusahaan dengan pendapatannya. Rasio ini kemudian digunakan untuk menentukan apakah saham tersebut undervalued atau overvalued.
Karena banyak protokol DeFi sudah menghasilkan pendapatan, metrik serupa juga dapat diterapkan. Bagaimana menggunakannya? Anda harus membagi kapitalisasi pasar protokol dengan pendapatannya. Ide dasarnya adalah bahwa semakin rendah rasionya, semakin undervalued protokol tersebut. 

Ingat bahwa ini bukanlah cara yang mutlak untuk melakukan penilaian. Namun, bisa membantu memberikan gambaran umum mengenai seberapa adil pasar menilai proyek.


3. Pasokan token di bursa

Strategi lainnya melacak pasokan token di bursa kripto. Ketika pedagang ingin menjual token, biasanya dilakukan di bursa tersentralisasi (CEX). Meski begitu, saat ini, ada semakin banyak opsi yang tersedia bagi pengguna di bursa terdesentralisasi (DEX) yang bersifat trustless, tidak perlu mempercayai pihak perantara. Namun, sarana tersentralisasi cenderung memiliki likuiditas yang jauh lebih tinggi. Inilah mengapa penting untuk memperhatikan pasokan token di CEX.
Berikut asumsi sederhana menganai pasokan token. Ketika ada banyak token di bursa, tekanan jual kemungkinan akan lebih tinggi. Karena holder dan whale tidak menyimpan dana di wallet mereka sendiri, kemungkinan besar mereka ingin menjualnya.
Namun demikian, tidak sesederhana itu. Banyak pedagang yang menggunakan kepemilikan mereka sebagai jaminan untuk berdagang dengan margin atau futures. Jadi, mengirimkan saldo besar ke bursa tidak selalu berarti bahwa aksi jual besar-besaran akan segera terjadi. Tetapi, tetap saja, ini adalah sesuatu yang sebaiknya Anda awasi.


4. Perubahan saldo token di bursa

Kita sudah memahami bahwa mengawasi pasokan token bisa bermanfaat. Tetapi hanya melihat saldo token mungkin tidak cukup. Mengamati perubahan terbaru dalam saldo tersebut akan sangat membantu. Perubahan saldo token yang besar di bursa seringkali menandakan peningkatan volatilitas.
Misalnya, coba bayangkan skenario kebalikan dari apa yang baru saja kita diskusikan sebelumnya mengenai saldo token. Jika kepemilikan besar ditarik dari CEX, kemungkinan menunjukkan bahwa para whale sedang mengakumulasi token tersebut. Jika mereka ingin segera menjual, mengapa mereka menarik ke wallet mereka sendiri? Inilah mengapa memonitor pergerakan token juga bermanfaat.



5. Jumlah alamat unik

Meskipun memiliki batasan, jumlah alamat penyimpan koin atau token tertentu yang terus meningkat seharusnya menunjukkan peningkatan penggunaan. Yang terlihat di permukaan: semakin banyak alamat, berarti semakin banyak pengguna dan adopsi yang berkembang.

Namun, metrik ini bisa dimainkan. Sangat mudah bagi seseorang untuk membuat ribuan alamat dan mendistribusikan dana ke seluruh alamat tersebut, sehingga memberi kesan penggunaan yang luas. Seperti metrik lainnya dalam analisis fundamental, Anda harus membandingkan jumlah alamat unik ini dengan faktor-faktor lain juga.


6. Penggunaan non-spekulatif

Mungkin Anda mengincar beberapa token berbasis emoji yang menjanjikan laba gila-gilaan, tetapi, apakah proyek tersebut benar-benar bermanfaat? Jika satu-satunya tujuan token adalah untuk menaikkan harga, Charles Ponzi pun pasti akan merestui, namun, tentu saja, itu tidak akan bertahan lama.

Pemahaman mengenai penggunaan token sangat penting untuk mengetahui nilai sebenarnya. Idealnya, Anda bisa mengukurnya dengan melihat jumlah transaksi yang tidak dilakukan demi tujuan spekulasi. Mungkin kelihatannya sulit, Anda dapat memulai dengan melihat transfer yang tidak terjadi di bursa terdesentralisasi atau tersentralisasi. Tujuannya di sini adalah untuk memeriksa apakah token dimaksud benar-benar digunakan orang.


7. Tingkat inflasi

Wow, token dengan pasokan kecil! Itu pertanda bagus, bukan?

Belum tentu. Metrik penting lainnya yang harus diperhatikan adalah tingkat inflasi. Pasokan kecil sekarang tidak menjamin pasokan kecil selamanya, terutama jika token baru terus dicetak. Sifat penting Bitcoin adalah menurunkan tingkat inflasi secara berkelanjutan, yang sesuai teori akan mencegah penurunan nilai unit yang ada di masa depan.

Tidak berarti bahwa semua sistem harus meniru kelangkaan Bitcoin. Inflasi itu sendiri tidak selalu buruk, tetapi terlalu banyak bisa mengurangi nilai aset yang Anda miliki. Tidak ada persentase standar yang dianggap "baik" atau "buruk", jadi, sebaiknya pertimbangkan angkanya saat menggunakan metrik lain.


Konklusi

Jika Anda seorang pedagang kripto berpengalaman, Anda akan melihat bahwa banyak dari metrik-metrik ini juga digunakan dalam analisis fundamental untuk mata uang kripto "tradisional". Jika masih belum terbiasa, kami sangat menyarankan Anda untuk melihat Apa Itu Analisis Fundamental (FA)? agar Anda semakin menguasai FA.
Seperti biasa, pasar tidak dapat diprediksi, tidak rasional, dan rentan terhadap volatilitas yang ekstrem. Di atas segalanya, melakukan penelitian sendiri atau DYOR sangat penting agar Anda sukses.
Anda masih memiliki pertanyaan mengenai DeFi dan analisis fundamental? Lihat platform tanya jawab kami, Ask Academy, tempat di mana komunitas akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda.