Apa Hubungan antara Blockchain dan Web3?
Beranda
Artikel
Apa Hubungan antara Blockchain dan Web3?

Apa Hubungan antara Blockchain dan Web3?

Pemula
Diterbitkan Oct 24, 2022Diperbarui Jun 9, 2023
7m

Ringkasan

Internet telah berevolusi dari Web 1.0 yang "hanya dapat dibaca" ke Web 2.0 yang sering kali disebut partisipatif dan berbasis sosial. Kini, kita beralih secara bertahap menuju fase berikutnya dari internet, yaitu Web 3.0, yang sering kali dijuluki Web3 dalam dunia aset digital. Web3 menjanjikan kemampuan bagi pengguna untuk memiliki barang secara digital, bertransaksi dengan mudah secara online, dan mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap data pribadi mereka. Ekosistem blockchain dan kripto sudah memiliki berbagai produk Web3 yang berfungsi. Misalnya, pengguna dapat melakukan pembayaran peer-to-peer (P2P) dan mengumpulkan item digital dengan dompet kripto. Kebanyakan proyek berbasis blockchain bersifat terdesentralisasi dan memungkinkan siapa pun untuk menggunakannya.

Pendahuluan

Aset digital dapat menjadi bagian intrinsik dari Web3, yaitu internet baru yang diharapkan menyelesaikan masalah Web saat ini seperti terpusatnya kekuatan pada segelintir platform media sosial tersentralisasi dan eksploitasi data pribadi pengguna. Sifat blockchain yang terdesentralisasi dan permissionless sangat penting dalam mendistribusikan kekuatan komunikasi. Dengan teknologi ini, kita tidak perlu menyerahkan pembuatan keputusan kepada otoritas sentral.

Selain menghadirkan pembayaran digital asli ke Web3, aset digital juga dapat berfungsi sebagai token yang diprogram untuk menjalankan berbagai macam peran dalam sistem ekonomi digital. Blockchain dan kripto juga dapat membuat Web3 lebih berbasis komunitas melalui organisasi otonom terdesentralisasi (DAO)

Apa perbedaan Web3 dari Web2?

Evolusi utama dari internet sering kali digambarkan sebagai beberapa fase kualitatif seperti Web1, Web2, dan Web3. Dalam era Web1, pengguna tidak dapat mengubah data online atau mengunggah konten sendiri ke dalam situs web. Pada masa itu, internet terdiri dari halaman HTML statis yang memungkinkan pengalaman satu arah yang sederhana, seperti membaca forum informasi.

Web1 memungkinkan konsumsi konten dan interaksi sederhana. Kemudian, Web2 muncul secara bertahap sebagai internet yang lebih interaktif. Pengguna menjadi lebih terlibat dalam pembuatan konten. Karena mode interaksi online ini difasilitasi terutama oleh platform media sosial, Web2 memunculkan sejumlah raksasa teknologi tersentralisasi.

Ekosistem Web2 kini mengalami perubahan lain untuk mengatasi berbagai kekurangannya. Sebagai contoh, pengguna internet menjadi lebih khawatir dengan pelacakan dan kepemilikan data serta masalah penyensoran.

Kekuatan perusahaan tersentralisasi begitu terlihat ketika mereka mulai memanfaatkannya untuk melarang pengguna dan organisasi tertentu dari platform mereka. Perusahaan Web2 juga menggunakan data agar pengguna tetap berada pada situs web mereka dan membuat iklan yang ditargetkan demi keuntungan pihak ketiga. Insentif ekonomi tersebut dapat mendorong perusahaan terkait untuk bertindak bukan demi kepentingan pengguna.

Visi Web3 adalah langkah menuju internet berikutnya yang lebih baik. Janji utamanya adalah menghadirkan platform online yang bersifat terdesentralisasi, trustless, dan permissionless. Web3 juga dapat mewujudkan kepemilikan digital, pembayaran asli digital, serta ketahanan terhadap penyensoran sebagai standar baru produk dan layanan Web.

Blockchain dan kripto sangat sesuai sebagai teknologi utama Web3, karena keduanya bersifat terdesentralisasi sehingga siapa pun dapat mencatat informasi secara on-chain, mentokenisasi aset, dan membuat identitas digital. 

Bagaimana peran blockchain dan kripto dalam Web3?

Desentralisasi: Seperti yang sudah disebutkan, salah satu masalah utama Web2 adalah pemusatan kekuatan dan data pada tangan segelintir perusahaan besar. Blockchain dan kripto dapat mendesentralisasi Web3 dengan memfasilitasi distribusi informasi dan kekuatan yang lebih luas. Web3 dapat menerapkan buku besar terdistribusi publik yang didukung oleh blockchain untuk memungkinkan transparansi dan desentralisasi yang lebih tinggi.

Sifat permissionless: Proyek berbasis blockchain mengganti sistem kepemilikan perusahaan tradisional dengan kode yang tersedia secara terbuka. Sifat permissionless dari aplikasi yang dibangun pada blockchain memungkinkan siapa pun di seluruh dunia untuk mengakses dan berinteraksi dengannya tanpa batasan.

Sifat trustless: Blockchain dan kripto mengeliminasi kebutuhan untuk memercayai pihak ketiga, seperti bank atau perantara individu. Para pengguna Web3 dapat bertransaksi tanpa harus memberikan trust (kepercayaan) kepada entitas apa pun kecuali jaringan itu sendiri. 

Jalur pembayaran: Mata uang kripto dapat berfungsi sebagai infrastruktur pembayaran asli secara digital dari Web3. Aset digital berpotensi memperbaiki infrastruktur pembayaran yang mahal dan besar dari Web2. Kripto bersifat nirbatas dan tidak memerlukan perantara.

Kepemilikan: Kripto sudah menawarkan alat seperti dompet kripto dengan kustodi mandiri yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan dana mereka tanpa perantara. Pengguna juga dapat menghubungkan dompet ke aplikasi terdesentralisasi untuk menggunakan dana mereka dengan berbagai cara atau menampilkan item digital mereka. Siapa pun dapat memverifikasi kepemilikan dana dan item tersebut menggunakan buku besar publik yang transparan.

Ketahanan terhadap penyensoran: Blockchain dirancang untuk menjadi tahan terhadap penyensoran. Artinya, tidak ada pihak yang dapat mengubah catatan transaksi secara sepihak. Setelah ditambahkan ke blockchain, catatan hampir mustahil untuk dihapus. Fitur ini dapat membantu mencegah penyensoran oleh pemerintah dan perusahaan.

Apakah blockchain dan kripto penting untuk Web3?

Web3 bisa saja memanfaatkan teknologi yang tidak berkaitan dengan blockchain atau mata uang kripto. Misalnya, teknologi seperti realitas berimbuh (AR), realitas virtual (VR), internet of things (IoT), dan metaverse juga dapat berperan penting untuk internet era baru ini. Blockchain dapat lebih digunakan untuk keperluan infrastruktur web3, sementara teknologi dan solusi di atas dapat membantu menjadikan internet lebih imersif dan terhubung dengan dunia nyata.

IoT dapat menghubungkan berbagai perangkat melalui internet, AR dapat menambahkan elemen visual digital ke dunia nyata, sedangkan VR dapat membangun lingkungan buatan komputer yang diisi oleh item yang direpresentasikan sebagai aset digital. Terakhir, proses penskalaan dan penyatuan teknologi tersebut dapat menjadikan metaverse sebagai 'wajah' Web3.

Kripto dapat menyediakan jalur pembayaran asli digital dan banyak hal lainnya. Token utilitas dapat memunculkan berbagai macam kegunaan yang penting untuk Web3. Selain itu, non-fungible token (NFT) dapat membantu memverifikasi identitas dan kepemilikan di dunia digital dengan cara yang tidak mengorbankan kontrol pengguna terhadap data pribadi mereka.

Seperti apa tampilan Web3 dengan kripto dan blockchain?

Teknologi blockchain dapat menjadi salah satu fondasi Web3, tetapi pengguna bisa saja tidak menyadarinya. Jika aplikasi yang dibangun pada blockchain bersifat ramah pengguna dan intuitif, orang tidak akan memikirkan infrastruktur dasarnya. Hal ini sama seperti kita yang jarang memikirkan server data dan protokol internet yang menjadi dasar untuk platform media sosial yang digunakan sehari-hari.

NFT dapat memungkinkan pengguna untuk menampilkan barang koleksi digital kepada pengguna lain serta membantu membuat dan mempertahankan identitas digital yang unik. NFT juga dapat melaksanakan tujuan fungsional lainnya, seperti mendukung berbagai proses utama dalam gaming online.

Blockchain dan kripto dapat mengubah cara pengguna Web3 berkoordinasi dan menerapkan tindakan kolektif melalui organisasi otonom terdesentralisasi (DAO). DAO memberdayakan orang untuk mengatur kepentingan bersama tanpa otoritas pengambilan keputusan sentral. Sebagai gantinya, para pemilik token melakukan voting untuk bersama-sama menentukan tindakan yang terbaik. Selain itu, semua aktivitas dan voting dapat dipantau lewat blockchain. Dengan demikian, DAO dapat mendorong Web3 untuk menjadi lebih terdesentralisasi, transparan, dan berpusat pada komunitas. 

Penutup

Web3 dapat menyelesaikan masalah besar dalam internet masa kini dan mengurangi kekuatan para raksasa teknologi. Namun, Web3 saat ini masih merupakan visi, bukan realita. Meskipun begitu, teknologi yang dipercaya akan mendisrupsi Web ini jelas sudah dalam pengembangan.

Blockchain dan kripto sering dianggap sebagai salah satu teknologi yang kemungkinan besar akan menghasilkan revolusi Web3, karena keduanya dirancang untuk memfasilitasi interaksi yang bersifat terdesentralisasi, permissionless, dan trustless. Selain itu, teknologi blockchain dan aset digital bisa saling berdampingan dengan komponen Web yang lain, seperti AR, VR, dan internet of things. Gabungan dari semua teknologi tersebut berpotensi menghasilkan solusi yang paling menjanjikan.