Penjelasan mengenai Volume-Weighted Average Price (VWAP)
Beranda
Artikel
Penjelasan mengenai Volume-Weighted Average Price (VWAP)

Penjelasan mengenai Volume-Weighted Average Price (VWAP)

Tingkat Menengah
Diterbitkan May 13, 2020Diperbarui Dec 7, 2023
7m

Daftar isi


Pengantar

Indikator teknikal merupakan bagian penting dari analisis pasar keuangan. Beberapa dari indikator ini bertujuan untuk menggambarkan momentum, seperti Relative Strength Index (RSI)StochRSI, atau MACD. Beberapa yang lain dapat digunakan untuk menemukan titik menarik yang potensial pada chart, seperti Retracement FibonacciParabolic SAR, atau Bollinger Band.
Namun, apa sebenarnya indikator yang paling fundamental? Boleh dibilang, volume. Volume dapat digunakan sebagai alat untuk mengonfirmasikan tren, mengidentifikasi potensi titik reversal, dan banyak strategi lainnya.

VWAP menggabungkan kekuatan volume dan aksi harga untuk menciptakan indikator praktis dan mudah digunakan. Pedagang dapat menggunakan VWAP sebagai alat konfirmasi tren, atau sebagai instrumen untuk mengidentifikasi titik masuk dan keluar.

Kita akan membahas apa itu VWAP, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana para pedagang dapat memasukkannya ke dalam strategi perdagangan mereka.


Apa itu VWAP?

VWAP adalah singkatan dari volume-weighted average price. Sesuai namanya, harga rata-rata aset selama periode tertentu dihitung berdasarkan volume.



VWAP merupakan indikator yang sangat kuat karena volume dimasukkan ke dalam perhitungan harga rata-rata. Beberapa pedagang berpendapat bahwa volume merupakan metrik yang paling penting – selain aksi harga itu sendiri. VWAP sangat berguna bagi analis dan pedagang karena kedua metrik penting ini digabungkan menjadi satu indikator.
VWAP dapat memberikan indikasi tren pasar yang dominan, serta area-area likuiditas yang penting.
Jika Anda ingin membaca lebih lanjut mengenai beberapa indikator teknikal yang paling berguna, lihat  5 Indikator Penting yang Digunakan dalam Analisis Teknikal.


Bagaimana menghitung VWAP

Di sebagian besar tampilan perdagangan, Anda cukup memilih indikator, dan perhitungan akan dilakukan untuk Anda secara otomatis. Namun, walaupun demikian, akan sangat membantu untuk mengetahui formula di balik itu semua, sehingga Anda dapat menggunakannya dengan lebih efisien. Jadi, bagaimana cara menghitung VWAP?

Untuk menghitung VWAP, kita perlu menjumlahkan nilai yang diperdagangkan dalam setiap transaksi (harga dikalikan dengan volume), kemudian membaginya dengan total volume.

VWAP = ∑ (Typical Price * Volume ) / ∑ Volume

di mana 


Typical Price = High + Low + Close / 3

Sebagai contoh, kita akan mencoba menghitung VWAP 5 menit untuk suatu aset. Hal-hal yang perlu kita lakukan:

  1. Pertama, kita perlu menghitung harga rata-rata candlestick 5 menit pertama. Kita menambahkan High, Low, dan Close, lalu angka tersebut dibagi 3.
  2. Kita mengalikan harga rata-rata dengan volume untuk periode tersebut (dalam hal ini, 5 menit). Sebut saja nilainya n1, karena merupakan periode pengukuran pertama.
  3. Kita membagi n1 dengan total volume perdagangan hingga periode tersebut. Ini akan memberikan nilai VWAP untuk 5 menit pertama perdagangan.
  4. Untuk menghitung nilai VWAP berturut-turut, kita harus terus menambahkan nilai n baru (n2, n3, n4…) dari setiap periode ke nilai sebelumnya. Kemudian, kita membaginya dengan volume total hingga titik itu.
Sekarang kita mengerti mengapa VWAP disebut indikator kumulatif, karena nilainya meningkat dengan penambahan yang berurutan.


Apa saja manfaat VWAP

Bagi mereka yang tertarik dengan gaya investasi jangka panjang yang lebih pasif, VWAP dapat digunakan sebagai benchmark untuk outlook pasar saat ini. Strategi sederhana mungkin hanya dengan membeli aset yang berada di bawah garis VWAPnya, yang menunjukkan bahwa aset tersebut berpotensi undervalued.

Jika harga melintasi garis VWAP, beberapa pedagang mengartikannya sebagai sinyal untuk memasuki perdagangan. Jika harga menerobos dan naik di atas VWAP, mereka akan masuk ke posisi long. Sebaliknya, jika harga menembus dan turun ke bawah VWAP, mereka akan masuk ke posisi short.

Dalam hal ini, VWAP mirip dengan moving average. Ketika harga berada di atas garis VWAP, pasar dapat diartikan bullish. Pada saat yang sama, jika di bawah garis VWAP, pasar bearish. Ini, tentu saja, sangat tergantung pada konteks pola teknikal dan harus diamati dengan hati-hati.
VWAP juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi area likuiditas. Bisa sangat berguna bagi pedagang institusional yang ingin mengisi order dalam jumlah besar. Indikator membantu mereka menentukan titik masuk dan keluar yang ideal untuk perdagangan besar, yang dapat mengurangi dampak pasar.

VWAP juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi proses eksekusi perdagangan. Dalam hal ini, order pembelian yang dieksekusi di bawah VWAP dapat dianggap sebagai pengisian yang baik, karena berada di bawah harga rata-rata aset berdasarkan volume. Sebaliknya, order beli yang dieksekusi di atas VWAP dapat dianggap sebagai pengisian yang buruk, karena dieksekusi di atas harga rata-rata aset berdasarkan volume.

Beberapa pedagang besar membeli aset di bawah VWAP dan menjualnya di atasnya. Ini dapat menawarkan manfaat lain bagi pasar. Tindakan tersebut mendorong harga lebih dekat ke rata-rata, memastikan bahwa pedagang besar tidak mendorong harga lebih jauh dari rata-rata dengan tindakan mereka. Ingatlah, whale berdagang dengan beberapa ukuran terbesar, dan bisa sangat berdampak bagi pasar.



Anda ingin memiliki mata uang kripto? Beli Bitcoin di Binance!



Kelemahan VWAP

VWAP lebih bermanfaat sebagai indikator satu hari. Jika Anda mencoba membuat VWAP selama beberapa hari, nilai rata-rata akan terdistorsi. Dengan demikian, VWAP akan berfungsi paling baik dalam analisis intraday, yaitu analisis yang mempertimbangkan perdagangan dalam satu hari atau kurang.

Seperti moving average, VWAP merupakan lagging indicator, didasarkan pada data harga sebelumnya. Jadi, semakin banyak data yang ada, semakin besar lag. Dengan demikian, VWAP 20 menit akan bereaksi lebih cepat terhadap pergerakan harga saat ini daripada VWAP 200 menit. 

Penting juga untuk diingat, karena didasarkan pada data harga sebelumnya, VWAP tidak memiliki kualitas dalam memprediksi harga. 

Walaupun VWAP merupakan indikator kuat yang digunakan oleh banyak pedagang, kita tidak dapat memungkiri bahwa indikator ini juga memiliki kelemahan. Misalnya, kita telah membahas bahwa suatu aset dapat dianggap undervalued ketika harganya di bawah garis VWAP. Namun, dalam uptrend yang kuat, harga mungkin tidak akan turun di bawah VWAP dalam waktu yang cukup lama.
Dengan demikian, pedagang yang menunggu sinyal ini mungkin akan tertinggal dan kehilangan peluang potensial. Jika strategi memasuki perdagangan menentukan bahwa peristiwa tertentu harus terjadi, dan peristiwa tersebut ternyata tidak terjadi, mereka tidak boleh memasuki perdagangan. Namun, jika strategi dipikirkan dengan matang dan secara konsisten berpegang teguh pada strategi itu, mereka akan berhasil dalam jangka panjang. Apa pun pendekatannya, penting untuk memahami dan mengelola risiko.


Penutup

VWAP merupakan indikator yang memberi tahu pedagang berapa harga rata-rata suatu aset dalam periode tertentu berdasarkan volume. 

Beberapa pedagang dapat menggunakan VWAP untuk masuk atau keluar dari posisi berdasarkan crossing harga. Ini bisa sangat berguna dalam membantu mengidentifikasi titik masuk dan keluar potensial untuk perdagangan besar.
VWAP merupakan lagging indicator, yang berarti tidak memiliki kualitas dalam memprediksi harga. Beberapa pedagang berpendapat bahwa indikator ini bekerja paling baik jika digunakan dalam analisis intraday. Seperti halnya alat analisis pasar lainnya, VWAP seharusnya tidak diterapkan secara terpisah, karena akan berfungsi lebih baik bila dikombinasikan dengan teknik lain.