Pendahuluan
Uang merupakan salah satu pilar terpenting dari peradaban modern. Selama ribuan tahun, uang telah berfungsi sebagai perwujudan nilai, memfasilitasi perdagangan antarindividu, dan memungkinkan setiap orang untuk menyimpan hasil kerja mereka.
Secara umum, uang diartikan secara luas sebagai pembayaran barang dan jasa. Masyarakat di seluruh dunia telah menciptakan begitu banyak jenis uang, sehingga sulit untuk memasukkan semuanya ke dalam satu kategori.
Dalam artikel ini, kita akan membedakan antara uang komoditas, uang representatif, dan uang fiat.
Sebelum adanya uang: barter
Barter adalah tindakan menukar barang atau jasa dengan barang atau jasa lainnya. Menariknya, hal ini juga dapat diamati dalam kehidupan spesies lain. Spesies di dunia flora dan fauna membuat perjanjian tersirat, yaitu hubungan simbiosis. Kedua pihak diuntungkan dari tindakan satu sama lain. Misalnya, pohon akasia Bullhorn memberikan makanan dan perlindungan untuk semut dengan imbalan perlindungan dari parasit. Zebra dan badak membersihkan diri dengan membiarkan burung pelatuk memakan kutu yang menempel pada kulit mereka.
Manusianya tentunya punya pemahaman nilai yang berbeda dan lebih canggih daripada spesies di atas. Jauh sebelum kemunculan uang seperti yang saat ini kita kenal, kita tahu bahwa manusia dapat menukarkan barang miliknya dengan barang orang lain.
Prosesnya sangat mudah. Misalkan Anda memiliki mantel, dan tetangga Anda memiliki apel. Ia kedinginan dan Anda lapar. Anda memberinya mantel dengan imbalan 20 apel. Anda berdua mendapatkan apa yang diinginkan dengan menukarnya dengan apa yang Anda miliki.
Sayangnya, praktiknya tidak sesederhana itu. Anda mungkin akan menginginkan lebih banyak apel nanti, tetapi mantel baru tetangga Anda akan bertahan beberapa tahun. Ia mungkin tidak ingin bertukar lagi ketika Anda membutuhkan apel. Ia ingin menggunakan sisa apel untuk membeli bahan bakar tapi sayangnya si penjual bahan bakar alergi terhadap apel.
Fenomena ini disebut sebagai coincidence of wants (keselarasan keinginan) dalam bidang ekonomi. Barter berfungsi dengan baik ketika Anda memiliki sesuatu yang diinginkan oleh mitra pengimbang, begitu juga sebaliknya. Barter gagal ketika satu pihak tidak membutuhkan barang pihak lain.
Uang komoditas
Komoditas adalah bahan baku yang memiliki kegunaan tertentu (beberapa orang mengatakan bahwa komoditas memiliki nilai intrinsik). Definisi ini mencakup berbagai macam benda, mulai dari logam seperti emas, perak, dan perunggu hingga barang konsumsi seperti gandum, kopi, dan beras.
Seperti namanya, uang komoditas berarti penggunaan komoditas sebagai uang. Anda mungkin tidak dapat membelanjakan minyak di toko di lingkungan Anda, tetapi ada banyak contoh yang tak terhitung jumlahnya sepanjang sejarah bahwa bahan baku yang berguna ditetapkan sebagai mata uang.
Misalnya, tembakau dinyatakan sebagai alat pembayaran yang sah di Virginia pada tahun 1600-an. Seperti yang dipaparkan oleh Nick Szabo dalam esainya yang berjudul Shelling Out: The Origins of Money, suku asli Amerika menggunakan wampum (manik-manik yang terbuat dari cangkang kerang) dan cangkang cowry sebagai alat pertukaran. Sama seperti tembakau di Virginia, komoditas ini juga diadopsi sebagai alat pembayaran sah selama beberapa dekade.
Perdagangan dengan menggunakan komoditas mungkin terlihat tidak terlalu berbeda dari ekonomi barter. Lagi pula, jika Anda memiliki buku dan menjualnya untuk mendapatkan beras, bukankah Anda melakukan barter, seperti yang kita bahas sebelumnya?
Secara fungsional, ya. Namun, uang komoditas berfungsi sebagai media pertukaran. Dalam skenario ini, Anda berharap beras dapat diterima secara luas sebagai alat pembayaran barang atau jasa. Jadi, berbeda dengan ekonomi barter yang menukar barang atau jasa dengan barang atau jasa lainnya, beras akan menjadi media yang menarik untuk ditukar dalam berbagai perdagangan.
Oleh karena itu, Anda cenderung akan menghitung nilai buku Anda tergantung pada barang yang dapat dibeli dengan beras. Anda menerima beras tersebut bukan karena akan memakannya, melainkan karena Anda dapat memperdagangkannya dengan barang lain. Jika jumlahnya melimpah, komoditas tersebut dapat berfungsi juga sebagai satuan hitung – sesuatu yang digunakan untuk menentukan harga barang lainnya. Dalam kondisi tersebut, jumlah uang yang dibayarkan untuk secangkir kopi dapat dinyatakan dalam kilogram beras.
Uang komoditas mengatasi masalah keselarasan keinginan yang ditemui dalam barter. Ini karena Anda dapat mengambil uang komoditas lalu menggunakannya dalam perdagangan lain nanti.
Logam berharga, seperti emas dan perak, mungkin merupakan bentuk uang komoditas yang paling dikenal. Emas telah bertahan melewati berbagai peradaban sebagai uang sekaligus logam industri. Bahkan, koin emas dan emas batangan saat ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang paling mendasar. Investor menyimpan kekayaan mereka dalam logam berharga agar dapat mengaksesnya di waktu mendatang. Ada banyak alasan emas begitu disukai. Anda dapat mempelajari fungsinya terkait uang dalam Apakah Bitcoin Penyimpan Nilai?
Komoditas belum hilang, masih bertahan hingga sekarang. Namun, sebagai mata uang, sebagian besar telah digantikan oleh bentuk uang lain.
Uang representatif
Uang komoditas jelas merupakan perbaikan dari sistem barter, tetapi masih memiliki kekurangan, terutama dari sudut pandang kenyamanan. Meskipun Anda dapat memasukkan beberapa koin emas dan perak di saku Anda dan menggunakannya untuk melakukan pembelian kecil, konsep ini tidak dapat dikembangkan.
Bisakah Anda bayangkan melakukan pembelian dengan jumlah sedang dan besar dengan koin di zaman sekarang? Sebagai contoh, jika Anda ingin membeli bitcoin dari seseorang seharga 8.000 euro, Anda perlu membawa sejumlah koin satu euro seberat 60kg.
Setelah uang komoditas, datanglah uang representatif – alternatif yang jauh lebih portabel yang didukung oleh komoditas. Uang representatif muncul di berbagai tempat di seluruh dunia pada waktu yang berbeda. Intinya, uang ini berasal dari penerbit sentral yang memproduksi sertifikat yang dapat ditebus dengan sejumlah komoditas tertentu.
Daripada membawa perak yang berat, Anda dapat menyimpan secarik kertas yang membuktikan kepemilikan. Anda dapat menemui penerbit dan memperdagangkan kertas tersebut dengan perak sebenarnya kapan pun. Atau, Anda dapat memberikannya ke orang lain sebagai pembayaran dan mereka dapat menebusnya sendiri. Jika Anda tidak asing dengan stablecoin, prinsip keduanya sama.
Beberapa perusahaan swasta menerbitkan uang representatif, tetapi hal ini dilakukan dalam skala yang jauh lebih besar oleh bank sentral. Anda mungkin tidak asing dengan standar emas yang sempat diadopsi oleh banyak pemerintah. Dalam kebijakan ini, mata uang nasional dicadangkan oleh emas. Kurang dari satu abad yang lalu, Anda dapat membawa uang kertas ke bank lalu menukarnya dengan logam berharga. Hal ini memang tampaknya begitu asing dibandingkan sistem yang berlaku saat ini.
Dari sudut pandang ekonomi, hal ini memiliki beberapa manfaat yang sangat besar. Oleh karena itu, standar emas masih menjadi istilah yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang mengungguli alternatif lainnya. Keuntungan pertama adalah, meskipun intervensi dari pemerintah meningkat, mata uang ini tidak mudah turun melalui inflasi. Pemerintah tidak dapat menerbitkan uang kertas yang melampaui jumlah yang dimiliki, setidaknya secara teori. Namun, bank mudah (dan tertarik) dalam menerapkan kebijakan cadangan fraksional. Dengan kebijakan ini, bank membuat lebih banyak uang kertas daripada emas yang disimpan.
Standar emas mempermudah setiap orang untuk bertransaksi dalam emas, tanpa harus membawa emas batangan, atau harus membaginya untuk melakukan pembelian.
Manfaat lain dari sistem moneter ini berkaitan dengan fakta bahwa emas selalu diakui di skala internasional. Jika ekonomi domestik bersifat gold-centric, maka negara-negara dengan standar emas dapat lebih mudah berdagang dengan sumber daya yang dihargai secara global.
Ingin memulai perjalanan kripto Anda? Beli Bitcoin di Binance!
Uang fiat
Uang representatif bukan lagi bentuk uang yang dominan. Standar emas mulai meredup seiring dengan munculnya jenis uang baru yang diadopsi secara global – yang sepenuhnya terlepas dari komoditas.
Singkatnya, uang fiat diterbitkan oleh pemerintah (istilah fiat berasal dari kata Latin yang berarti berdasarkan keputusan). Dolar Amerika Serikat, peso Meksiko, yen Jepang, dan rupee India digunakan saat ini sebagai contoh dari uang fiat.
Nilai uang fiat sangat tergantung pada keputusan pemerintah dan bank sentral. Pada intinya, uang fiat merupakan selembar kertas yang hanya memiliki nilai karena badan pengatur mengatakan demikian.
Perlu dicatat, meskipun kadang-kadang dipandang sebagai penemuan baru, fiat dalam bentuk uang kertas sebenarnya memiliki asal-usul dari Cina di abad ke-11. Inovasi ini lalu diadopsi di Eropa pada abad ke-17, dan di Amerika beberapa ratus tahun kemudian.
Berbeda dengan jenis uang yang telah kita bahas sejauh ini, mata uang fiat tidak memiliki elemen kelangkaan. Mata uang kertas sangat mudah diproduksi dari material yang tersedia, tidak seperti komoditas agrikultur yang memerlukan waktu untuk bertumbuh atau logam berharga yang harus diekstrak. Tanpa batasan ini, entitas seperti Federal Reserve dapat membuat uang baru tanpa menggunakan material.
Ada yang menganggap hal ini sebagai keunggulan terbesar, ada pula yang menilainya sebagai kelemahan terbesar. Para pendukung sistem uang fiat berpendapat bahwa kemampuan untuk meningkatkan pasokan uang memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi pemerintah dalam mengatasi krisis keuangan atau mengelola ekonomi secara keseluruhan. Dengan mengendalikan pasar uang dan suku bunga, pemerintah memiliki kontrol yang besar terhadap persoalan keuangan negara.
Uniknya, argumen yang sama dikemukakan oleh penentang mata uang fiat, tetapi dalam sudut pandang yang berbeda. Salah satu kritik utama terhadap kebijakan moneter pemerintah adalah inflasi perlahan mengikis kekayaan pemilik uang fiat. Jika tidak diawasi, kebijakan ini dapat menyebabkan periode inflasi yang agresif (hiperinflasi) yang menurunkan nilai mata uang secara ekstrem dan dapat menyebabkan kerugian besar dalam segi ekonomi dan sosial.
Mata uang kripto masuk ke kategori mana?
Bitcoin telah dianggap sebagai uang tunai digital dan emas digital. Di satu sisi, Bitcoin meniru banyak karakteristik dari uang dalam komoditas (yaitu, sifat dapat dipertukarkan, dapat dibagi, dan mudah dibawa), sehingga menjadikannya media pertukaran yang ideal.
Di sisi lain, Bitcoin makin dihargai karena sifatnya sebagai penyimpan nilai. Para penentang Bitcoin sebagai emas digital meyakini bahwa kebijakan pasokan deflasi (atau lebih tepat disebut disinflasi) akan membantu mempertahankan daya belinya seiring waktu. Hal ini bertentangan dengan uang inflasi seperti dolar AS yang dapat mengalami devaluasi berdasarkan sistem Federal Reserve.
Mata uang kripto tampaknya termasuk dalam kategori uang komoditas. Meskipun tidak memiliki penggunaan di luar protokolnya, jenis aset ini tidak didukung atau dikeluarkan oleh entitas pemerintah mana pun. Nilai mata uang digital berasal dari penilaian yang diberikan pasar bebas.
Penutup
Seperti yang sudah dibahas, uang memiliki banyak bentuk. Sebagian dari kita sudah terbiasa memikirkan nilai dalam bentuk mata uang fiat nasional, tetapi inovasi ini masih relatif baru. Aplikasi pembayaran yang Anda gunakan saat ini merupakan hasil dari evolusi moneter selama ribuan tahun.
Mata uang kripto adalah eksperimen yang menjanjikan dalam perkembangan konsep uang berikutnya. Jika diadopsi secara luas, Bitcoin atau mata uang kripto lainnya akan menjadi contoh nyata pertama dari komoditas digital. Waktu akan membuktikan apakah mata uang kripto akan menggulingkan kejayaan mata uang fiat di seluruh dunia.