Apa Itu Mesin Virtual Solana (SVM)?
Beranda
Artikel
Apa Itu Mesin Virtual Solana (SVM)?

Apa Itu Mesin Virtual Solana (SVM)?

Tingkat Menengah
Diterbitkan May 1, 2024Diperbarui Jun 12, 2024
6m

Poin Utama

  • Mesin Virtual Solana (SVM) adalah infrastruktur perangkat lunak dasar yang memungkinkan blockchain Solana untuk memiliki throughput transaksi yang lebih tinggi dan mengelola eksekusi smart contract.

  • Berbeda dengan Mesin Virtual Ethereum (EVM) yang beroperasi pada model pemrosesan berurutan dan menggunakan Solidity, SVM menggunakan pemrosesan transaksi paralel dan bahasa pemrograman Rust.

  • Pada artikel ini, kita akan menelusuri definisi Mesin Virtual Solana, cara kerjanya, dan beberapa perbedaannya dari Mesin Virtual Ethereum.

Pendahuluan

Awalnya, blockchain digunakan utamanya sebagai jaringan terdesentralisasi untuk memproses transaksi. Namun, mesin virtual telah memungkinkan smart contract dibangun di atas blockchain dengan mengubahnya menjadi lapisan dasar untuk berbagai kegunaan dan aplikasi. Mesin Virtual Ethereum (EVM) dan Mesin Virtual Solana (SVM) adalah contoh utamanya. Dalam artikel ini, kita akan menelaah definisi SVM, cara kerjanya, dan perbedaannya dari EVM.

Apa Itu Mesin Virtual Solana (SVM)?

SVM adalah lingkungan eksekusi untuk smart contract di blockchain Solana. SVM dapat memproses ribuan transaksi per detik (TPS), sehingga meningkatkan skalabilitas jaringan. 

Ethereum adalah yang pertama membuat mesin virtual blockchain, yaitu EVM, yang kemudian menjadi standar. Arsitektur EVM telah menginspirasi beberapa blockchain, seperti BNB Smart Chain, Avalanche, dan Tron, yang telah mengembangkan sistem yang menjalani proses forking atau kompatibel dengan EVM. Mesin Virtual Solana telah muncul sebagai pesaing tangguh untuk EVM yang sudah mapan. 

Bagaimana Cara Kerja Mesin Virtual Solana?

Mesin Virtual Solana (SVM) berfungsi seperti komputer ampuh yang berjalan di blockchain Solana dan menangani smart contract yang dibuat oleh pengguna. Kita dapat menguraikan mekanisme kerja SVM dalam beberapa macam langkah.

  1. Node validator. Solana memiliki banyak node validator yang tersebar secara global. Masing-masing menjalankan versi SVM sendiri yang berarti bahwa mereka dapat mengerjakan berbagai tugas secara mandiri.

  2. Mempersiapkan smart contract. Untuk menjalankan smart contract, SVM pertama-tama menerjemahkannya ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh node. Langkah ini memastikan bahwa smart contract dieksekusi dengan benar.

  3. Menjalankan smart contract. Setelah berada dalam format yang benar, smart contract akan dieksekusi. Smart contract memperbarui beberapa data blockchain pada versi SVM node tertentu yang menjalankannya.

  4. Mencapai konsensus. Versi terbaru dari blockchain ini dibagikan kepada semua node jaringan lainnya untuk mencapai konsensus.

Mari kita bayangkan terdapat seorang pengguna sedang menggunakan aplikasi terdesentralisasi (DApp) yang dibangun di Solana untuk membeli dan menjual karya seni digital. Saat dia membeli karya seni, smart contract dieksekusi untuk memperbarui catatan kepemilikan di blockchain. Smart contract ini dijalankan melalui SVM pada salah satu node yang memeriksa aturan, memastikan pembayaran sah, dan memperbarui data blockchain.

Eksekusi Paralel dengan SeaLevel

Fitur unik dari SVM adalah kemampuannya untuk menangani banyak smart contract sekaligus. Hal ini dicapai melalui pemrosesan transaksi paralel. Pada dasarnya, SVM mengeksekusi beberapa smart contract secara paralel, sehingga meningkatkan throughput dan efisiensi transaksi.

SeaLevel adalah komponen SVM yang mengatasi potensi konflik dalam eksekusi paralel ketika beberapa transaksi memengaruhi status akun yang sama pada saat yang bersamaan. Misalnya, dua transaksi—satu menambahkan dana ke dompet dan satu lagi menarik dana—yang dieksekusi secara bersamaan dapat menyebabkan kesalahan komputasi jika tidak dikelola dengan benar.

SeaLevel dirancang untuk mengelola dependensi di antara transaksi secara eksplisit. Smart contract di Solana menentukan bagian dari status blockchain yang akan dimodifikasi oleh setiap transaksi. Hal ini memungkinkan sistem untuk mengidentifikasi transaksi yang dapat berjalan secara independen (memengaruhi berbagai bagian dari status tersebut) dan transaksi yang dependen (memengaruhi bagian yang sama dari status tersebut). Transaksi dependen diproses secara berurutan untuk mencegah konflik apa pun guna memastikan bahwa setiap transaksi dieksekusi secara akurat tanpa mengorbankan data dan kinerja blockchain secara keseluruhan.

SVM vs. EVM

Model pemrosesan transaksi

SVM menerapkan model pemrosesan paralel yang memungkinkan beberapa transaksi dieksekusi secara bersamaan untuk meningkatkan throughput dan mengurangi latensi. Sebaliknya, EVM memproses transaksi secara berurutan, sehingga berpotensi menyebabkan kemacetan saat tingkat penggunaan jaringan tinggi.

Bahasa pemrograman

SVM mendukung Rust, yaitu bahasa yang terkenal karena efisiensinya, karena sangat cocok untuk aplikasi yang membutuhkan kinerja dan keamanan tinggi. Sebaliknya, EVM menggunakan Solidity, yaitu bahasa yang dirancang khusus untuk pengembangan smart contract.

Penerapan dan eksekusi smart contract

Smart contract pada SVM dieksekusi secara independen oleh setiap validator, sehingga memungkinkan operasi jaringan yang lebih efisien. Sebaliknya, EVM mengharuskan semua node mencapai konsensus terkait hasil eksekusi smart contract yang dapat memperlambat waktu pemrosesan.

Tantangan SVM

SVM menghadapi berbagai tantangan. Salah satu kendala utamanya adalah kompleksitas dalam menjaga stabilitas dan keamanan sistem di lingkungan pemrosesan paralel. Meskipun efisien, arsitektur ini memerlukan koordinasi tambahan untuk mencegah konflik dan memastikan integritas ketika transaksi yang memengaruhi data yang sama diproses secara bersamaan. 

Selain itu, bahasa pemrograman Rust menghadirkan kurva pembelajaran yang lebih curam bagi pengembang blockchain baru dibandingkan dengan Solidity dan bahasa pemrograman lain yang digunakan dalam pengembangan blockchain.

Penutup

SVM adalah lingkungan eksekusi di blockchain Solana yang menekankan efisiensi dalam pemrosesan transaksi dan eksekusi smart contract. SVM menggunakan pemrosesan transaksi paralel dan bahasa pemrograman Rust untuk memungkinkan throughput transaksi yang lebih tinggi dan skalabilitas yang lebih baik. SVM menghadapi tantangan tertentu, seperti kurva pembelajaran yang curam untuk bahasa Rust dan kelemahan yang melekat pada model eksekusi paralel. Namun, integrasi SVM dengan teknologi AI yang sedang berkembang menjanjikan peningkatan penggunaan dan adopsi di masa depan.

Bacaan Lebih Lanjut

Penafian: Konten ini disajikan kepada Anda dengan dasar “sebagaimana adanya” untuk informasi umum dan tujuan pendidikan saja tanpa pernyataan atau jaminan dalam bentuk apa pun. Konten ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, hukum, atau profesional lainnya ataupun dimaksudkan untuk menyarankan pembelian produk atau jasa tertentu. Anda sebaiknya mencari nasihat dari penasihat profesional yang sesuai. Jika artikel merupakan kontribusi dari kontributor pihak ketiga, harap diperhatikan bahwa pandangan yang dinyatakan berasal dari kontributor pihak ketiga dan tidak mencerminkan pandangan Binance Academy. Silakan baca penafian lengkap kami di sini untuk detail lebih lanjut. Harga aset digital dapat menjadi volatil. Nilai investasi Anda mungkin turun atau naik. Anda mungkin tidak mendapatkan kembali jumlah yang sudah diinvestasikan. Anda bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keputusan investasi Anda. Binance Academy tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian yang mungkin Anda alami. Materi ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, hukum, atau profesional lainnya. Untuk informasi selengkapnya, baca Ketentuan Penggunaan dan Peringatan Risiko kami.