Apa Itu Mining Mata Uang Kripto dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Beranda
Artikel
Apa Itu Mining Mata Uang Kripto dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Mining Mata Uang Kripto dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Pemula
Diterbitkan Apr 13, 2023Diperbarui Jun 8, 2023
11m

Ringkasan

  • Mining mata uang kripto memverifikasi dan memvalidasi transaksi blockchain. Aktivitas ini juga merupakan proses membuat unit mata uang kripto baru.

  • Pekerjaan yang dilakukan oleh para miner memerlukan sumber daya komputasi yang intensif, tetapi inilah yang membuat jaringan blockchain tetap aman.

Apa Itu Mining Kripto?

Mining kripto memastikan keamanan dan desentralisasi dari mata uang kripto, seperti Bitcoin, yang didasarkan pada mekanisme konsensus Proof of Work (PoW). Dengan proses ini, transaksi pengguna diverifikasi dan ditambahkan ke buku besar publik blockchain. Oleh karena itu, mining merupakan elemen penting yang memungkinkan Bitcoin berfungsi tanpa memerlukan otoritas sentral.

Operasi mining juga bertanggung jawab dalam menambahkan koin suplai yang ada. Namun, mining kripto mengikuti serangkaian aturan dengan kode tetap yang mengatur proses mining dan mencegah siapa pun membuat koin baru dengan sewenang-wenang. Aturan ini diintegrasikan ke dalam protokol mata uang kripto dasar dan ditegakkan oleh seluruh jaringan berisi ribuan node.

Untuk membuat unit mata uang kripto baru, miner menggunakan daya komputasinya untuk memecahkan puzzle kriptografi yang kompleks. Miner pertama yang memecahkan puzzle berhak menambahkan blok transaksi baru ke blockchain dan menyiarkannya ke jaringan.

Bagaimana Cara Kerja Mining Kripto?

Ketika dibuat, transaksi blockchain baru dikirim ke pool yang disebut pool memori. Tugas seorang miner adalah memverifikasi validitas transaksi yang tertunda ini, lalu menatanya ke dalam blok.

Anda dapat menganggap blok sebagai sebuah halaman dari buku besar blockchain. Di dalamnya, beberapa transaksi dicatat (beserta dengan data lainnya). Lebih spesifiknya lagi, node mining bertanggung jawab untuk mengumpulkan transaksi yang belum dikonfirmasi dari pool memori, lalu merakitnya menjadi blok kandidat.

Kemudian, miner mencoba untuk mengonversi blok kandidat ini menjadi blok valid yang dikonfirmasi. Untuk melakukannya, miner harus memecahkan masalah matematika kompleks yang memerlukan banyak sumber daya komputasi. Namun, untuk setiap blok yang berhasil ditambang, miner menerima reward blok yang berisi mata uang kripto yang baru dibuat ditambah biaya transaksi. Mari kita pelajari cara kerjanya.

Langkah 1: Melakukan hashing transaksi

Langkah pertama untuk melakukan mining sebuah blok adalah mengambil transaksi yang tertunda dari pool memori, lalu mengirimnya satu per satu melalui fungsi hashing. Setiap kali sepotong data dijalankan melalui fungsi hashing, muncul output dengan ukuran tetap yang disebut hash.

Dalam konteks mining, hash dari setiap transaksi terdiri dari string angka dan huruf yang berfungsi sebagai pengenal. Hash transaksi mewakili semua informasi yang tercakup dalam transaksi tersebut.

Selain melakukan hashing dan listing setiap transaksi secara terpisah, miner juga menambahkan transaksi khusus. Dalam transaksi tersebut, mereka mengirim reward blok ke diri sendiri. Transaksi ini disebut sebagai transaksi coinbase yang menciptakan koin baru. Dalam sebagian besar kasus, transaksi ini adalah yang pertama dicatat dalam sebuah blok baru, lalu diikuti dengan semua transaksi tertunda yang menunggu validasi.

Langkah 2: Membuat pohon Merkle

Setelah setiap transaksi menjalani hashing, hash ditata menjadi sesuatu yang disebut Merkle tree (disebut juga sebagai hash tree). Merkle tree dihasilkan dengan menata hash transaksi menjadi pasangan, lalu menjalankan hashing terhadapnya.

Kemudian, output hashing baru tersebut ditata menjadi pasangan, lalu menjalani hashing sekali lagi. Proses ini diulang hingga terbentuk satu hash. Hash terakhir ini disebut juga sebagai root hash (atau Merkle root) dan pada dasarnya merupakan hash yang mewakili semua hash sebelumnya yang digunakan untuk menghasilkannya.

Merkle Tree menata hash transaksi ke dalam pasangan, lalu melakukan hashing terhadapnya.

Langkah 3: Menemukan header blok (hash blok) yang valid

Sebuah header blok berfungsi sebagai pengenal untuk setiap blok terpisah. Artinya, setiap blok memiliki hash yang unik. Saat membuat blok baru, para miner menggabungkan hash dari blok sebelumnya dengan root hash dari blok kandidat mereka untuk menghasilkan hash blok baru. Mereka juga harus menambahkan angka arbitrer yang disebut sebagai nonce.

Dengan begitu, saat mencoba untuk memvalidasi blok kandidat, seorang miner harus menggabungkan root hash, hash blok sebelumnya, dan nonce, lalu memasukkan semuanya ke fungsi hashing. Tujuan mereka adalah melakukannya berulang kali hingga dapat membuat hash yang valid.

Root hash dan hash blok sebelumnya tidak dapat diubah, sehingga miner harus mengubah nilai nonce beberapa kali hingga hash yang valid ditemukan. Agar dianggap valid, output (hash blok) harus kurang dari nilai target tertentu yang ditentukan oleh protokol. Dalam mining Bitcoin, hash blok harus diawali dengan angka nol dalam jumlah tertentu — hal ini disebut sebagai kesulitan mining.

Langkah 4: Menyiarkan blok yang ditambang

Seperti yang sudah kita diketahui sekarang, miner harus melakukan hashing terhadap header blok berulang kali menggunakan berbagai nilai nonce. Mereka melakukannya hingga menemukan hash blok yang valid. Setelah itu, miner yang menemukannya akan menyiarkan blok ini ke jaringan. Semua node lain akan memeriksa apakah blok dan hash-nya valid. Jika iya, mereka akan menambahkan blok baru tersebut ke salinan blockchain mereka.

Pada titik ini, blok kandidat telah menjadi blok yang dikonfirmasi dan semua miner melanjutkan dengan mining blok berikutnya. Miner yang tidak dapat menemukan hash yang valid tepat pada waktunya akan membuang blok kandidat mereka dan lomba mining akan dimulai lagi.

Bagaimana jika Dua Blok Masuk Mining di Saat Yang Sama?

Terkadang, dua miner menyiarkan blok yang valid di saat yang sama dan akhirnya terdapat dua blok yang bersaing di jaringan. Kemudian, miner tersebut dapat mulai melakukan mining blok berikutnya berdasarkan blok yang diterima terlebih dahulu, sehingga jaringan terbagi menjadi dua macam versi blockchain untuk sementara.

Persaingan di antara blok ini akan berlanjut hingga blok berikutnya ditambang di atas salah satu blok yang bersaing. Ketika blok baru ditambang, blok mana pun yang merupakan urutan sebelumnya akan dianggap sebagai pemenang. Blok yang kemudian ditinggalkan itu disebut blok yatim piatu atau blok basi, sehingga semua miner yang mengambil blok ini akan beralih kembali ke mining chain blok pemenang.

Apa Itu Kesulitan Mining?

Kesulitan mining disesuaikan secara rutin oleh protokol untuk memastikan laju pembuatan blok baru yang konstan, sehingga penerbitan koin baru stabil dan dapat diprediksi. Kesulitan disesuaikan secara proporsional terhadap jumlah daya komputasional (hash rate) yang dikhususkan untuk jaringan tersebut.

Dengan begitu, setiap kali miner baru bergabung ke jaringan dan persaingan meningkat, kesulitan hashing akan meningkat sehingga waktu blok rata-rata tidak menurun. Sebaliknya, jika banyak miner meninggalkan jaringan, kesulitan hashing akan menurun sehingga mining blok baru menjadi lebih mudah. Penyesuaian ini membuat waktu blok tetap konstan, terlepas dari total daya hashing jaringan.

Jenis Mining Mata Uang Kripto

Ada beberapa cara untuk melakukan mining mata uang kripto. Peralatan dan prosesnya berubah seiring munculnya perangkat keras dan algoritma konsensus baru. Biasanya, miner menggunakan unit komputasi khusus untuk memecahkan persamaan kriptografi yang rumit. Sekarang, kita akan melihat beberapa metode mining yang paling umum.

Mining CPU

Mining Unit Pemrosesan Pusat (CPU) mencakup penggunaan CPU komputer untuk melakukan fungsi hashing yang diperlukan oleh PoW. Di masa awal Bitcoin, biaya dan hambatan masuk untuk mining rendah. Kesulitannya dapat ditangani oleh CPU reguler, sehingga siapa pun dapat mencoba untuk melakukan mining BTC dan mata uang kripto lainnya.

Namun, seiring makin banyak orang yang mulai melakukan mining BTC dan hash rate jaringan meningkat, mining yang menguntungkan menjadi makin sulit. Selain itu, kemunculan perangkat keras mining khusus dengan daya pemrosesan yang lebih besar akhirnya membuat mining CPU hampir mustahil dilakukan. Saat ini, mining CPU tidak lagi merupakan pilihan yang layak karena semua miner menggunakan perangkat keras khusus.

Mining GPU

Unit Pemrosesan Grafis (GPU) dirancang untuk memproses berbagai macam aplikasi sekaligus. Meskipun biasanya digunakan untuk video game atau rendering gambar, GPU juga dapat digunakan untuk mining.

GPU relatif murah dan lebih fleksibel daripada perangkat keras mining ASIC yang populer. GPU masih dapat digunakan untuk melakukan mining sejumlah altcoin, tetapi efisiensinya bergantung pada kesulitan dan algoritma mining.

Mining ASIC

Sirkuit Terintegrasi Khusus Aplikasi (ASIC) dirancang untuk mencapai satu tujuan tertentu. Dalam kripto, istilah ini merujuk pada perangkat keras khusus yang dirancang untuk mining. Mining ASIC terkenal karena sangat efisien tetapi mahal di saat yang sama. Karena para miner ASIC berada di ujung tombak teknologi mining, biaya satu unitnya jauh lebih tinggi daripada CPU atau GPU.

Selain itu, kemajuan teknologi ASIC yang konstan dapat cepat membuat model ASIC yang lama menjadi tidak menguntungkan, sehingga perlu diganti secara rutin. Meskipun tanpa memperhitungkan biaya listrik, mining ASIC merupakan salah satu cara yang paling mahal untuk melakukan mining.

Pool mining

Sejak miner pertama yang berhasil diberikan reward blok, peluang menemukan hash yang benar sangat rendah. Miner dengan persentase daya mining yang kecil memiliki kesempatan yang sangat kecil dalam menemukan blok berikutnya sendiri. Pool mining menawarkan solusi untuk masalah ini.

Pool mining adalah sekelompok miner yang mengumpulkan sumber daya (daya hashing) mereka untuk meningkatkan kemungkinan memenangkan reward blok. Ketika pool ini berhasil menemukan sebuah blok, miner dalam pool ini akan berbagi reward sesuai jumlah pekerjaan yang dikontribusikan.

Pool mining dapat menguntungkan miner individu dalam segi perangkat keras dan biaya listrik, tetapi dominasinya dalam mining telah menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan 51% pada jaringan.

Apa Itu Mining Bitcoin dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Bitcoin adalah contoh yang paling populer dan mapan dari mata uang kripto yang dapat ditambang. Mining Bitcoin didasarkan pada algoritma konsensus PoW.

PoW adalah mekanisme konsensus blockchain awal yang dibuat oleh Satoshi Nakamoto dan diperkenalkan dalam whitepaper Bitcoin pada tahun 2008. Singkatnya, PoW menentukan cara jaringan blockchain mencapai konsensus pada semua peserta yang terdistribusi tanpa perantara pihak ketiga. Hal ini dicapai dengan mensyaratkan daya komputasi yang signifikan untuk mendisinsentifkan pelaku kejahatan.

Seperti yang telah kita simak, transaksi pada jaringan PoW diverifikasi oleh miner yang bersaing untuk memecahkan puzzle kriptografi kompleks menggunakan perangkat keras mining khusus. Miner pertama yang menemukan solusi valid dapat menyiarkan blok transaksinya ke blockchain, lalu menerima reward blok.

Jumlah kripto dalam sebuah reward blok bervariasi dari satu blockchain ke blockchain lain. Misalnya, di blockchain Bitcoin, miner bisa mendapatkan reward blok sebesar 6,25 BTC per bulan Maret 2023. Karena mekanisme halving Bitcoin, jumlah BTC dalam reward blok berkurang setengah setiap 210.000 blok (sekitar setiap empat tahun).

Apakah Mining Kripto Menguntungkan di Tahun 2023?

Anda mungkin menghasilkan uang dengan melakukan mining mata uang kripto, tetapi diperlukan pertimbangan, manajemen risiko, dan riset. Aktivitas ini juga mencakup investasi dan risiko, seperti biaya perangkat keras, volatilitas harga mata uang kripto, dan perubahan protokol mata uang kripto. Untuk memitigasi risiko tersebut, miner sering kali menerapkan praktik manajemen risiko serta menilai potensi biaya dan manfaat mining sebelum memulai.

Profitabilitas mining kripto bergantung pada beberapa faktor. Salah satunya adalah perubahan dalam harga mata uang kripto. Ketika harga mata uang kripto naik, nilai fiat dari reward mining juga naik. Sebaliknya, profitabilitas dapat turun beserta dengan penurunan harga.

Efisiensi perangkat keras mining juga merupakan faktor yang penting dalam menentukan profitabilitas mining. Perangkat keras mining dapat menjadi mahal, sehingga miner harus menyeimbangkan biaya perangkat keras dengan potensi reward yang dapat dihasilkannya. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah biaya listrik. Jika terlalu tinggi, biaya ini dapat melampaui pendapatan dan membuat mining tidak menguntungkan.

Selain itu, perangkat keras mining mungkin harus ditingkatkan cukup sering, karena cenderung cukup cepat menjadi usang. Model baru akan mengungguli yang lama. Jika para miner kekurangan anggaran untuk meningkatkan mesinnya, mereka akan kesulitan bersaing.

Yang terakhir, tetapi sama pentingnya, adalah perubahan yang terjadi pada level protokol. Misalnya, halving Bitcoin dapat memengaruhi profitabilitas mining karena memotong reward untuk mining sebuah blok sebesar setengahnya. Selain itu, Ethereum beralih sepenuhnya dari PoW ke mekanisme konsensus Proof of Stake (PoS) pada bulan September 2022 yang membuat mining tidak diperlukan lagi.

Penutup

Mining mata uang kripto merupakan bagian penting dari Bitcoin dan blockchain PoW lainnya karena dapat menjaga keamanan jaringan dan kestabilan penerbitan koin baru. Selain itu, mining dapat menghasilkan pendapatan pasif bagi miner. Anda dapat mempelajari selengkapnya dengan instruksi langkah demi langkah dalam artikel kami yang berjudul Cara Melakukan Mining Kripto.

Mining memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Keunggulan yang paling jelas adalah potensi pendapatan dari reward blok. Namun, potensi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk biaya listrik dan harga pasar. Oleh karena itu, sebelum melakukan mining kripto, Anda sebaiknya melakukan riset sendiri (DYOR) dan mengevaluasi semua potensi risiko.

Bacaan Lebih Lanjut

Penafian dan Peringatan Risiko: Konten ini disajikan kepada Anda dengan dasar “sebagaimana adanya” untuk informasi umum dan tujuan pendidikan saja tanpa pernyataan atau jaminan dalam bentuk apa pun. Konten ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, hukum, atau profesional lainnya ataupun dimaksudkan untuk menyarankan pembelian produk atau jasa tertentu. Anda sebaiknya mencari nasihat dari penasihat profesional yang sesuai. Jika artikel merupakan kontribusi dari kontributor pihak ketiga, harap diperhatikan bahwa pandangan yang dinyatakan berasal dari kontributor pihak ketiga dan tidak mencerminkan pandangan Binance Academy. Silakan baca penafian lengkap kami di sini untuk detail lebih lanjut. Harga aset digital dapat menjadi volatil. Nilai investasi Anda mungkin turun atau naik. Anda mungkin tidak mendapatkan kembali jumlah yang sudah diinvestasikan. Anda bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keputusan investasi Anda. Binance Academy tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang mungkin Anda alami. Materi ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, hukum, atau profesional lainnya. Untuk informasi selengkapnya, baca Ketentuan Penggunaan dan Peringatan Risiko kami.