Apa Itu Mining Mata Uang Kripto dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Beranda
Artikel
Apa Itu Mining Mata Uang Kripto dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Mining Mata Uang Kripto dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Pemula
Diterbitkan Apr 13, 2023Diperbarui Dec 5, 2024
13m

Poin Utama

  • Mining mata uang kripto adalah bagian penting dari proses pengurutan dan validasi transaksi blockchain. Mining juga bertanggung jawab dalam membuat unit mata uang kripto baru.

  • Pekerjaan yang dilakukan oleh para miner memerlukan sumber daya komputasi yang intensif, tetapi inilah yang membuat jaringan blockchain tetap aman.

  • Miner mengumpulkan transaksi yang menunggu diproses, lalu menatanya ke dalam blok yang kemudian disiarkan ke jaringan. Jika blok disetujui oleh node validasi, miner akan menerima reward blok.

  • Profitabilitas mining kripto bergantung pada faktor seperti efisiensi perangkat keras, biaya listrik, volatilitas pasar, dan perubahan akhir dalam protokol blockchain.

Apa Itu Mining Kripto?

Bayangkan sebuah buku besar digital global tempat setiap transaksi mata uang kripto dicatat. Mining memastikan buku besar ini tetap akurat dan aman. Miner menggunakan komputer khusus untuk menyelesaikan puzzle (intinya menebak angka) untuk menata dan mengonfirmasi transaksi yang menunggu diproses. Miner pertama yang menyelesaikannya akan menerima reward berupa mata uang kripto.

Mining kripto adalah proses yang menjamin keamanan mata uang kripto seperti bitcoin (BTC). Dengan proses ini, transaksi pengguna diverifikasi dan ditambahkan ke buku besar publik blockchain. Mining merupakan salah satu elemen penting yang memungkinkan jaringan Bitcoin menjadi terdesentralisasi. Artinya, jaringan ini dapat beroperasi tanpa otoritas sentral.

Operasi mining juga bertanggung jawab dalam menambahkan koin baru ke suplai yang ada. Meskipun terdengar seperti mencetak uang, mining kripto mengikuti serangkaian aturan baku yang mengatur prosesnya dan mencegah siapa pun membuat koin baru dengan sewenang-wenang. Aturan ini diintegrasikan ke dalam protokol dasar dan ditegakkan oleh jaringan node terdistribusi.

Untuk membuat unit mata uang kripto baru, miner menggunakan daya komputasinya untuk menyelesaikan puzzle kriptografi yang kompleks. Miner pertama yang menyelesaikan puzzle berhak menambahkan blok transaksi baru ke blockchain dan menyiarkannya ke jaringan.

Bagaimana Cara Kerja Mining Kripto?

Jawaban singkatnya

1. Transaksi dikelompokkan ke dalam blok. Ketika seseorang mengirim atau menerima mata uang kripto, transaksi yang menunggu diproses akan dikelompokkan ke dalam sebuah "blok" yang menunggu untuk dikonfirmasi.

2. Miner menyelesaikan puzzle. Miner menggunakan komputer untuk menebak angka khusus, yaitu nonce, yang akan memberikan hasil di bawah angka target tertentu jika digabungkan dengan data blok. Hal ini serupa dengan tiket lotre digital yang melibatkan puzzle.

3. Menambahkan ke blockchain
Miner pertama yang menyelesaikan puzzle akan dapat menambahkan bloknya ke blockchain. Miner lain memeriksa blok ini untuk memastikan bahwa blok tersebut valid.

4. Mendapatkan reward
Miner yang menang mendapatkan reward yang mencakup mata uang kripto yang baru dibuat dan biaya transaksi dari blok hasil mining.

Jawaban panjangnya

Ketika dibuat, transaksi blockchain baru akan dikirim ke sebuah pool yang disebut pool memori (atau mempool). Node validasi bertanggung jawab untuk memverifikasi validitas transaksi. Tugas seorang miner adalah untuk mengumpulkan transaksi yang menunggu diproses ini, lalu menatanya ke dalam blok. Perhatikan bahwa beberapa miner juga menjalankan node validasi, tetapi node mining dan node validasi berbeda secara teknis.

Anggaplah blok sebagai sebuah halaman dari buku besar blockchain. Di dalamnya, beberapa transaksi dicatat (beserta dengan data lainnya). Lebih spesifiknya lagi, node mining bertanggung jawab untuk mengumpulkan transaksi yang belum dikonfirmasi dari pool memori, lalu menyusunnya menjadi sebuah blok kandidat.

Kemudian, miner mencoba untuk mengonversi blok kandidat ini menjadi blok valid yang dikonfirmasi. Untuk melakukannya, dia harus menyelesaikan masalah matematika kompleks yang memerlukan banyak sumber daya komputasi. Namun, untuk setiap blok dari mining yang berhasil, miner akan menerima reward blok yang berisi mata uang kripto yang baru dibuat ditambah biaya transaksi. Mari kita pelajari lebih dalam.

Langkah 1: Melakukan hashing transaksi

Langkah pertama untuk melakukan mining sebuah blok adalah mengambil transaksi yang menunggu diproses dari pool memori, lalu mengirimnya satu per satu melalui fungsi hash. Setiap kali sepotong data dijalankan melalui fungsi hash, muncul output dengan ukuran tetap yang disebut hash.

Dalam konteks mining, hash dari setiap transaksi terdiri dari string angka dan huruf yang berfungsi sebagai pengenal. Hash transaksi mewakili semua informasi yang tercakup dalam transaksi tersebut.

Selain melakukan hashing dan listing setiap transaksi secara terpisah, miner juga menambahkan transaksi khusus. Dalam transaksi tersebut, dia mengirim reward blok kepada dirinya sendiri. Transaksi ini disebut sebagai transaksi coinbase yang menciptakan koin baru. Dalam sebagian besar kasus, transaksi ini adalah yang pertama dicatat dalam sebuah blok baru, lalu diikuti dengan semua transaksi yang menunggu diproses dan menunggu validasi.

Langkah 2: Membuat pohon Merkle

Setelah setiap transaksi menjalani hashing, hash ditata menjadi Merkle tree (disebut juga sebagai hash tree). Merkle tree dihasilkan dengan menata hash transaksi menjadi pasangan, lalu menjalankan hashing terhadapnya.

Kemudian, output hash baru tersebut ditata menjadi pasangan, lalu menjalani hashing sekali lagi. Proses ini diulang hingga terbentuk satu hash. Hash terakhir ini disebut sebagai root hash (atau Merkle root) yang pada dasarnya merupakan hash yang mewakili semua hash sebelumnya yang digunakan untuk menghasilkannya.

Merkle Tree menata hash transaksi ke dalam pasangan, lalu melakukan hashing terhadapnya.

Langkah 3: Menemukan header blok (hash blok) yang valid

Sebuah header blok berfungsi sebagai pengenal untuk setiap blok terpisah. Artinya, setiap blok memiliki hash yang unik. Saat membuat blok baru, para miner menggabungkan hash dari blok sebelumnya dengan root hash dari blok kandidat mereka untuk menghasilkan hash blok baru. Mereka juga harus menambahkan angka arbitrer yang disebut sebagai nonce.

Dengan demikian, saat seorang miner mencoba untuk mengonfirmasi blok kandidat, dia harus menggabungkan root hash, hash blok sebelumnya, dan nonce, lalu memasukkan semuanya ke fungsi hash. Tujuannya adalah melakukannya berulang kali hingga dia dapat membuat hash yang valid.

Root hash dan hash blok sebelumnya tidak dapat diubah, sehingga miner harus mengubah nilai nonce beberapa kali hingga hash yang valid ditemukan. Agar dianggap valid, output (hash blok) harus kurang dari nilai target tertentu yang ditetapkan oleh protokol. Dalam mining Bitcoin, hash blok harus diawali dengan angka nol dalam jumlah tertentu — nilai target ini dikenal sebagai kesulitan mining.

Langkah 4: Menyiarkan blok yang ditambang

Seperti yang telah dibahas, miner harus melakukan hashing terhadap header blok berulang kali menggunakan berbagai nilai nonce. Mereka melakukannya hingga menemukan hash blok yang valid. Ketika miner menemukan hash blok yang valid, dia akan menyiarkan blok ini ke jaringan. Kemudian, semua node validasi lainnya akan memeriksa apakah blok tersebut valid. Jika valid, mereka akan menambahkan blok baru tersebut ke salinan blockchain mereka.

Pada titik ini, blok kandidat telah menjadi blok yang dikonfirmasi dan semua miner melanjutkan dengan mining blok berikutnya. Semua miner yang tidak dapat menemukan hash yang valid tepat pada waktunya akan membuang blok kandidat mereka seiring lomba mining yang baru dimulai.

Bagaimana jika Dua Blok Masuk Mining di Saat Yang Sama?

Terkadang, dua miner menyiarkan blok yang valid di saat yang sama dan akhirnya terdapat dua blok yang bersaing di jaringan. Kemudian, miner tersebut dapat mulai melakukan mining blok berikutnya berdasarkan blok yang diterima terlebih dahulu, sehingga jaringan terbagi menjadi dua macam versi blockchain untuk sementara.

Persaingan di antara blok ini akan berlanjut hingga muncul blok berikutnya hasil mining di atas salah satu blok yang bersaing tersebut. Ketika blok baru dihasilkan dari mining, blok mana pun yang merupakan urutan sebelumnya akan dianggap sebagai pemenang. Blok yang kemudian ditinggalkan itu disebut sebagai blok yatim piatu atau blok basi, sehingga semua miner yang mengambil blok ini akan beralih kembali ke mining chain blok yang menang.

Apa Itu Kesulitan Mining?

Kesulitan mining disesuaikan secara rutin oleh protokol untuk memastikan laju pembuatan blok baru yang konstan, sehingga penerbitan koin baru menjadi stabil dan dapat diprediksi. Kesulitan disesuaikan secara proporsional terhadap jumlah daya komputasi (tingkat hash) yang dikhususkan untuk jaringan tersebut.

Setiap kali miner baru bergabung ke jaringan dan persaingan meningkat, kesulitan hashing akan meningkat sehingga waktu blok rata-rata tidak turun. Sebaliknya, jika banyak miner meninggalkan jaringan, kesulitan hashing akan turun sehingga mining blok baru menjadi lebih mudah. Penyesuaian ini membuat waktu blok tetap konstan terlepas dari total daya hashing jaringan.

Jenis Mining Mata Uang Kripto

Ada beberapa cara untuk melakukan mining mata uang kripto. Peralatan dan prosesnya berubah-ubah seiring munculnya perangkat keras dan algoritma konsensus baru. Biasanya, miner menggunakan unit komputasi khusus untuk menyelesaikan persamaan kriptografi yang rumit. Mari kita lihat beberapa metode mining yang paling umum.

Mining CPU

Mining Unit Pemrosesan Pusat (CPU) mencakup penggunaan CPU komputer untuk melakukan fungsi hash yang diperlukan oleh model Proof of Work (PoW). Di masa awal Bitcoin, biaya dan hambatan masuk mining masih rendah dan kesulitannya dapat ditangani oleh CPU biasa. Siapa pun dapat mencoba untuk melakukan mining kripto pada saat itu.

Namun, seiring makin banyak orang yang mulai melakukan mining BTC dan tingkat hash jaringan meningkat, mining yang menguntungkan menjadi makin sulit. Kemunculan perangkat keras mining khusus dengan daya pemrosesan yang lebih besar akhirnya membuat mining CPU hampir mustahil dilakukan. Saat ini, mining CPU tidak lagi merupakan pilihan yang layak karena sebagian besar miner menggunakan perangkat keras khusus.

Mining GPU

Unit Pemrosesan Grafis (GPU) dirancang untuk memproses berbagai macam aplikasi sekaligus. Meskipun biasanya digunakan untuk video game atau rendering gambar, GPU juga dapat digunakan untuk mining.

GPU relatif murah dan lebih fleksibel daripada perangkat keras mining yang sangat khusus. GPU masih dapat digunakan untuk melakukan mining sejumlah altcoin, tetapi efisiensinya bergantung pada kesulitan dan algoritma mining.

Mining ASIC

Sirkuit Terintegrasi Khusus Aplikasi (ASIC) dirancang untuk mencapai satu tujuan tertentu. Dalam kripto, istilah ini merujuk pada perangkat keras khusus yang dirancang secara eksklusif untuk mining. Mining ASIC terkenal sangat efisien, tetapi relatif mahal. 

Karena para miner ASIC berada di ujung tombak teknologi mining, biaya satu unitnya jauh lebih tinggi daripada CPU atau GPU. Selain itu, kemajuan teknologi ASIC yang konstan dapat dengan cepat membuat model ASIC yang lama menjadi tidak menguntungkan. Hal ini membuat mining ASIC menjadi salah satu cara yang paling mahal untuk melakukan mining, tetapi cara ini paling efisien dan dapat menguntungkan jika dilakukan dalam skala besar.

Pool mining

Karena setiap reward blok hanya diberikan kepada miner pertama yang berhasil, kemungkinan melakukan mining sebuah blok sangatlah rendah. Miner dengan persentase daya mining yang kecil memiliki kesempatan yang sangat kecil dalam menemukan blok berikutnya sendiri. Pool mining menawarkan solusi untuk masalah ini.

Pool mining adalah sekelompok miner yang mengumpulkan sumber daya (daya hashing) mereka untuk meningkatkan kemungkinan memenangkan reward blok. Ketika pool ini berhasil menemukan sebuah blok, miner dalam pool ini akan berbagi reward sesuai jumlah pekerjaan yang dikontribusikan.

Pool mining dapat menguntungkan miner individu dalam segi perangkat keras dan biaya listrik, tetapi dominasinya dalam mining telah menimbulkan kekhawatiran terhadap sentralisasi dan potensi serangan 51%.

Mining cloud

Alih-alih membeli peralatan, miner cloud menyewa daya komputasi dari penyedia cloud mining. Cara ini lebih sederhana untuk memulai mining, tetapi disertai dengan risiko seperti penipuan atau profitabilitas yang lebih rendah. Jika Anda memutuskan untuk mencoba cloud mining, pastikan untuk memilih penyedia terkemuka seperti Binance.

Apa Itu Mining Bitcoin dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Bitcoin adalah contoh yang paling populer dan mapan dari mata uang kripto yang bisa didapatkan melalui mining. Mining Bitcoin didasarkan pada algoritma konsensus PoW.

PoW adalah mekanisme konsensus blockchain awal yang dibuat oleh Satoshi Nakamoto yang diperkenalkan dalam whitepaper Bitcoin pada tahun 2008. Singkatnya, PoW menentukan cara jaringan blockchain mencapai konsensus pada semua peserta yang terdistribusi tanpa perantara pihak ketiga. Hal ini dicapai dengan mensyaratkan investasi yang signifikan dalam segi listrik dan daya komputasi untuk mendisinsentifkan pelaku kejahatan.

Seperti yang telah dibahas, transaksi yang menunggu diproses pada jaringan PoW diurutkan dan ditambahkan ke dalam blok oleh miner yang berkompetisi untuk menyelesaikan puzzle menggunakan perangkat keras mining khusus. Miner pertama yang menemukan solusi valid dapat menyiarkan bloknya ke blockchain. Jika node validasi menerima blok tersebut, miner akan menerima reward blok.

Jumlah kripto dalam sebuah reward blok bervariasi dari satu blockchain ke blockchain lain. Misalnya, di blockchain Bitcoin, miner bisa mendapatkan reward blok sebesar 3,125 BTC per bulan Desember 2024. Karena mekanisme halving Bitcoin, jumlah BTC dalam reward blok berkurang setengah setiap 210.000 blok (sekitar setiap empat tahun).

Apakah Mining Kripto Menguntungkan?

Anda dapat menghasilkan uang dengan melakukan mining mata uang kripto, tetapi diperlukan pertimbangan, manajemen risiko, dan riset. Mining juga mencakup investasi dan risiko, seperti biaya perangkat keras, volatilitas harga mata uang kripto, dan perubahan protokol mata uang kripto. Untuk memitigasi risiko tersebut, miner sering kali menerapkan praktik manajemen risiko sambil menilai potensi biaya dan manfaatnya.

Profitabilitas mining kripto bergantung pada beberapa faktor. Salah satunya adalah perubahan dalam harga mata uang kripto. Ketika harga mata uang kripto naik, nilai fiat dari reward mining juga naik. Sebaliknya, profitabilitas dapat turun beserta dengan penurunan harga.

Efisiensi perangkat keras mining juga merupakan faktor yang penting dalam menentukan profitabilitas mining. Perangkat keras mining dapat menjadi mahal, sehingga miner harus menyeimbangkan biaya perangkat keras dengan potensi reward yang dapat dihasilkannya. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah biaya listrik. Jika terlalu tinggi, biaya ini dapat melampaui pendapatan dan membuat mining tidak menguntungkan.

Selain itu, perangkat keras mining mungkin harus ditingkatkan cukup sering, karena cenderung cukup cepat menjadi usang. Model baru akan mengungguli yang lama. Jika para miner kekurangan anggaran untuk meningkatkan mesinnya, mereka akan kesulitan bersaing.

Terakhir, tetapi sama pentingnya, perubahan signifikan dapat terjadi pada level protokol. Misalnya, halving Bitcoin dapat memengaruhi profitabilitas mining karena reward untuk mining sebuah blok dipotong sebesar setengahnya. Dalam kasus lain, proses mining dapat diganti dengan metode validasi lainnya. Misalnya, Ethereum beralih sepenuhnya dari PoW ke mekanisme konsensus Proof of Stake (PoS) pada bulan September 2022 yang membuat mining tidak diperlukan lagi.

Penutup

Mining mata uang kripto merupakan bagian penting dari Bitcoin dan blockchain PoW lainnya karena dapat menjaga keamanan jaringan dan kestabilan penerbitan koin baru.

Mining memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Keunggulan yang paling jelas adalah potensi pendapatan dari reward blok. Namun, potensi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk biaya listrik dan harga pasar. Sebelum melakukan mining kripto, Anda sebaiknya melakukan riset sendiri (DYOR) dan mengevaluasi semua potensi risiko.

Bacaan Lebih Lanjut

Penafian: Konten ini disajikan kepada Anda dengan dasar “sebagaimana adanya” untuk informasi umum dan tujuan pendidikan saja tanpa pernyataan atau jaminan dalam bentuk apa pun. Konten ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, hukum, atau profesional lainnya ataupun dimaksudkan untuk menyarankan pembelian produk atau jasa tertentu. Anda sebaiknya mencari nasihat dari penasihat profesional yang sesuai. Jika artikel merupakan kontribusi dari kontributor pihak ketiga, harap diperhatikan bahwa pandangan yang dinyatakan berasal dari kontributor pihak ketiga dan tidak mencerminkan pandangan Binance Academy. Silakan baca penafian lengkap kami di sini untuk detail lebih lanjut. Harga aset digital dapat menjadi volatil. Nilai investasi Anda mungkin turun atau naik. Anda mungkin tidak mendapatkan kembali jumlah yang sudah diinvestasikan. Anda bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keputusan investasi Anda. Binance Academy tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian yang mungkin Anda alami. Materi ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, hukum, atau profesional lainnya. Untuk informasi selengkapnya, baca Ketentuan Penggunaan dan Peringatan Risiko kami.