Daftar isi
Terdapat berbagai cara untuk menganalisis pasar keuangan menggunakan
analisis teknikal (TA). Beberapa pedagang memilih untuk menggunakan
indikator dan osilator, sedangkan yang lain mendasari analisis mereka dari pergerakan harga.
Grafik candlestick menampilkan overview historis harga dari waktu ke waktu. Intinya, dengan mempelajari pergerakan harga suatu aset secara historis, pola berulang akan muncul.
Pola candlestick dapat menunjukkan sejarah harga suatu aset yang tentu saja akan dimanfaatkan oleh pedagang di pasar saham, forex, dan
mata uang kripto.
Beberapa contoh yang paling umum dari pola-pola ini dikelompokkan ke satu pola yang disebut pola classical. Banyak pedagang yang menggunakannya sebagai indikator yang dapat diandalkan. Mengapa demikian? Bukankah berdagang dan berinvestasi merupakan kegiatan menemukan kesempatan di mana orang lain mengabaikannya? Ya, tetapi selain itu, juga berkaitan dengan
crowd psychology. Karena pola teknikal tidak terikat dengan prinsip ilmiah atau hukum fisika, keefektifannya justru bergantung pada jumlah peserta pasar yang mengamatinya.
Flag adalah area konsolodasi yang melawan arah tren long term dan terbentuk setelah pergerakan harga yang tajam. Terlihat seperti bendera pada tiangnya, di mana tiang merupakan pergerakan impulsif, dan bendera merupaka area konsolidasi.
Flag dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi kontinuasi suatu tren.
volume yang mengisi pola tersebut juga penting. Secara ideal, gerakan impulsif terjadi dalam volume yang tinggi, sedangkan fase konsolidasi memiliki volume yang lebih rendah atau menurun.
Bull flag
Bull flag terjadi dalam uptrend, mengikuti pergerakan naik yang tajam, dan biasanya diikuti oleh kontinuasi ke atas.
Bear flag
Bear flag terjadi dalam downtrend, mengikuti pergerakan turun yang tajam, dan biasanya diikuti oleh kontinuasi ke bawah.
Pennant
Pada umumnya pennant merupakan variasi flag di mana area konsolidasi memiliki
trend line yang konvergen, lebih mirip segitiga. Pennant adalah formasi netral; interpretasinya sangat bergantung pada konteks dari pola.
Segitiga adalah pola grafik yang terbentuk oleh range harga yang konvergen, biasanya diikuti dengan kontinuasi tren. Segitiga itu sendiri menunjukkan jeda dari tren yang membentuknya, namun, ini dapat mengindikasikan adanya reversal atau kontinuasi.
Segitiga menanjak
Segitiga menanjak atau disebut juga ascending triangle terbentuk ketika terdapat area
resistan horizintal dan
trend line yang meningkat ditarik dari titik-titik higher low. Intinya, setiap harga menyentuh
resistan horizintal, pembeli masuk pada harga yang lebih tinggi, menciptakan higher low. Saat ketegangan sedang dibangun di area resistan, jika harga pada akhirnya menembusnya, maka cenderung akan diikuti dengan loncatan
volume yang tinggi. Dengan begitu, segitiga menanjak merupakan pola bullsih.
Segitiga menurun
Segitiga menurun atau disebut juga descending triangle adalah kebalikan dari segitiga menanjak, terbentuk ketika terdapat area
support horizintal dan
trend line yang menurun ditarik dari titik-titik lower high. Setiap harga menyentuh
support horizontal, pembeli masuk pada harga yang lebih rendah, menciptakan lower high. Biasanya, jika harga menembus area support horizontal, maka akan diikuti dengan penurunan
volume yang drastis. Dengan begitu, jenis ini merupakan pola bearish.
Segitiga simetris
Segitiga simetris atau dikenal juga dengan symmetrical triangle ditarik dari upper
trend line yang menurun dan lower trend line yang naik, keduanya terjadi pada kemiringan yang kurang lebih sama. Segitiga simetris bukanlah pola bullish atau bearish, karena interprestasinya sangat tergantung pada konteks (yaitu, tren yang mendasarinya). Jika berdiri sendiri, pola ini dianggap sebagai pola netral, hanya menunjukkan berlangsungnya periode konsolidasi.
Wedge ditarik dari
trend line yang konvergen, mengindikasikan pergerakan harga yang ketat. Dalam kasus ini, trend line menunjukkan bahwa high dan low naik atau turun pada tingkat yang berbeda.
Ini dapat berarti bahwa reversal akan terjadi, karena trend yang mendasarinya mulai melemah. Pola wedge mungkin dibarengi dengan volume yang menurun, yang juga mengindikasikan bahwa trend tersebut kehilangan
momentum.
Rising wedge
Rising wedge merupakan pola bearish reversal. Menunjukkan bahwa karena harga mengetat, uptrend semakin dan terus melemah, pada akhirnya mungkin akan menembus lower
trend line.
Falling wedge
Falling wedge adalah pola bullish reversal. Menunjukkan bahwa ketegangan semakin menigkat ketika harga menurun dan trend line yang terus mengetat. Falling wedge sering mengarah pada breakout ke atas dengan pergerakan yang impulsif.
Anda ingin memiliki mata uang kripto? Beli Bitcoin di Binance!
Double top dan double bottom adalah pola yang terjadi ketika pasar bergerak dalam bentuk “M” atau “W”. Perlu dicatat bahwa pola-pola ini mungkin valid, meskipun titik-titik harga yang relevan tidak persis sama atau berdekatan.
Pada umumnya, dua low atau high akan dibarengi dengan
volume yang lebih tinggi daripada pola yang lain.
Double top
Double top merupakan pola bearish reversal di mana harga mencapai high dua kali, namun gagal menembus lebih tinggi pada percobaan kedua. Di waktu yang sama, pullback kedua top harus moderat atau tidak ekstrem. Pola ini terkonfirmasi jika harga menembus low pullback kedua top.
Double bottom
Double bottom merupakan pola bullsih reversal di mana harga menahan low dua kali, namun pada akhirnya berlanjut dengan higher high. Sama seperti double top, bounce di antara kedua low harus moderat atau tidak ekstrem. Pola ini terkonfirmasi jika harga mencapai high yang lebih tinggi daripada bounce di antara kedua low.
Head and shoulders merupakan pola bearish reversal dengan satu baseline (disebut juga neckline) dan tiga puncak. Dua puncak di pinggir harus berada pada harga yang kira-kira sama, sedangkan puncak tengah harus lebih tinggi. Pola ini terkonfirmasi ketika harga menembus support neckline.
Sama seperti namanya, ini adalah kebalikan dari head and shoulders – pola ini mengindikasikan bullish reversal. Inverse head and shoulder terbentuk ketika harga jatuh ke lower low dalam downtrend, lalu melambung dan mencapai
support kira-kira pada level yang sama dengan low pertama. Pola ini terkonfimasi jika harga menembus neckline resistan dan terus naik lebih tinggi.
Pola grafik classical merupakan pola
TA yang banyak dikenal. Namun, sama seperti metode analisis pasar mana pun, sebaiknya ini tidak dilihat secara terpisah. Apa yang berhasil di
lingkungan pasar tertentu belum tertentu berhasil di lingkungan pasar yang lain. Jadi, selalu disarankan untuk melihat konfirmasi, sambil terus melatih
pengelolaan risiko yang baik.