Apa Itu Ethereum 2.0 dan Apa Pentingnya?
Beranda
Artikel
Apa Itu Ethereum 2.0 dan Apa Pentingnya?

Apa Itu Ethereum 2.0 dan Apa Pentingnya?

Pemula
Diterbitkan Nov 16, 2020Diperbarui Dec 28, 2022
6m

Ringkasan

Ethereum 2.0 adalah upgrade yang telah lama dinantikan untuk jaringan Ethereum (ETH) yang menjanjikan peningkatan signifikan terhadap fungsionalitas dan pengalaman jaringan secara keseluruhan. Beberapa peningkatan yang lebih penting mencakup perubahan ke Proof of Stake (PoS), shard chain, dan blockchain baru yang disebut beacon chain. Semua ini beserta peningkatan lainnya diharapkan akan dilaksanakan secara bertahap melalui roadmap yang direncanakan dengan cermat.

Namun, bukan hanya itu saja. Dengan posisi Ethereum sebagai salah satu kripto terpopuler di dunia, ada detail penting tentang makna sebenarnya dari Ethereum 2.0 dan dampaknya terhadap dunia kripto secara keseluruhan.

Pendahuluan

Sejak perilisan Ethereum, pengembangan teknologi baru dalam bentuk aplikasi terdesentralisasi (DApp) dan blockchain lainnya meluas secara signifikan. Yang lebih penting lagi, kebanyakan dari teknologi ini telah dibangun di jaringan Ethereum. Pikirkan beberapa inovasi terbesar dari Keuangan Terdesentralisasi (DeFi). Sebagian besar berjalan di Ethereum.

Namun, masalah skalabilitas mulai muncul. Jumlah transaksi meningkat di jaringan Ethereum, begitu juga dengan biaya transaksi (yang dibayar dalam bentuk gas). Jika Ethereum ditujukan sebagai platform yang menghadirkan Internet generasi berikutnya, ekonominya harus masuk akal. Jika tidak, Ethereum menjadi tidak praktis untuk digunakan.

Di sinilah Ethereum 2.0 berperan. Usulan peningkatan ETH 2.0 di jaringan Ethereum dimaksudkan terutama untuk mengatasi masalah skalabilitas. Perbaikan ini akan menciptakan perbedaan besar dibanding versi Ethereum saat ini. Semua peningkatan akan diluncurkan melalui roadmap yang direncanakan dengan hati-hati.

Apa Itu Ethereum 2.0?

Ethereum 2.0 (alias Eth2 atau "Serenity”) adalah peningkatan yang telah lama ditunggu-tunggu di jaringan Ethereum, yang salah satunya menjanjikan skalabilitas jaringan. Melalui penerapan beberapa penyempurnaan, kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas akan ditingkatkan tanpa mengorbankan keamanan dan sifat desentralisasinya.

Ethereum versi ini sudah diperbincangkan sejak lama, tetapi butuh beberapa tahun untuk diluncurkan. Alasan utamanya, mengembangkan kapasitas blockchain dengan cara yang aman dan terdesentralisasi merupakan tugas yang sangat menantang.

Untungnya, Ethereum 2.0 ditujukan untuk menyelesaikan masalah ini melalui penerapan beberapa fitur yang sangat penting. Fitur-fitur baru ini menciptakan beberapa perbedaan utama antara Ethereum yang kita kenal sekarang dengan Ethereum yang akan datang.

Perbedaan antara Ethereum dan Ethereum 2.0

Perbedaan terbesar antara Ethereum dan Ethereum 2.0 terletak pada penggunaan mekanisme konsensus Proof of Stake (PoS), shard chain, dan beacon chain. Mari kita lihat lebih dekat.

Proof of Stake

Proof of Work (PoW) adalah cara bagi Ethereum (dan kebanyakan blockchain lainnya) untuk menjaga agar jaringan tetap aman dan diperbarui dengan memberikan reward kepada miner yang membuat dan memvalidasi blok pada blockchain. Namun, PoW tidak dapat diskalakan karena memerlukan jumlah daya komputasi yang makin besar seiring dengan perkembangan blockchain.

Proof of Stake (PoS) mengganti daya komputasi dengan prinsip “skin in the game” untuk menyelesaikan masalah ini. Maksudnya, selama Anda memiliki minimum 32 ETH, Anda dapat mengalokasikannya (yaitu, melakukan staking) untuk menjadi validator dan mendapatkan bayaran dengan mengonfirmasi transaksi. Jika Anda ingin mendalami cara kerja PoS dan staking, baca Penjelasan mengenai Proof of Stake.

Sharding

Siapa pun yang ingin mengakses jaringan Ethereum harus melakukannya melalui node. Node menyimpan salinan seluruh jaringan. Artinya, node harus mengunduh, mengomputasi, menyimpan, dan memproses setiap transaksi sejak awal keberadaan Ethereum. Meskipun pengguna tidak harus menjalankan node hanya untuk bertransaksi, keberadaan node memperlambat semuanya.

Shard chain sama seperti blockchain lainnya. Perbedaannya adalah shard chain hanya berisi subset tertentu dari satu blockchain yang utuh. Ini bisa membantu node dengan hanya mengelola sepotong atau pecahan (shard) dari jaringan, sehingga akan meningkatkan throughput transaksi dan kapasitas Ethereum secara keseluruhan.

Beacon chain

Dengan shard chain yang berfungsi secara paralel, harus ada yang memastikan bahwa semuanya tetap sinkron satu sama lain. Beacon chain menangani hal ini dengan menyediakan konsensus kepada semua shard chain yang berjalan secara paralel.

Beacon chain adalah blockchain baru yang berperan penting dalam Ethereum 2.0. Tanpanya, berbagi informasi di antara shard tidak akan mungkin terjadi dan skalabilitas akan mustahil tercapai. Oleh karena itu, beacon chain banyak disebut sebagai fitur pertama yang akan diluncurkan pada Ethereum 2.0.

Peluncuran Ethereum 2.0 tidak akan hadir sekaligus. Sebaliknya, peningkatan akan dirilis dalam tiga fase, yang masing-masing dilengkapi dengan fitur berbeda untuk memastikan kesuksesan Ethereum baru.

Fase 0

Fase pertama, atau fase 0, akan didedikasikan untuk merilis beacon chain karena ini berperan penting dalam fungsionalitas shard chain. Sebelum shard chain muncul, beacon chain akan mulai menerima validator (yaitu staker) melalui kontrak deposit satu arah.

Harap diperhatikan bahwa semua validator terdaftar yang melakukan staking ETH tidak akan dapat “membatalkan staking” hingga shard chain diterapkan sepenuhnya. Artinya, ETH dari validator akan terkunci hingga fase berikutnya.

Beacon Chain diluncurkan pada tanggal 01 Desember 2020 dan telah berjalan secara paralel dengan mainnet. Sejak diluncurkan, Beacon Chain belum memproses transaksi mainnet. Beacon Chain justru berjalan secara paralel serta mencapai konsensus dengan menyetujui validator aktif dan saldo akun mereka. 

Fase 1/1.5

Fase berikutnya sebenarnya merupakan gabungan dari dua fase: fase 1 dan fase 1.5. Fase 1 memperkenalkan shard chain yang memungkinkan validator membuat blok di blockchain melalui PoS. Fase 1.5 adalah ketika mainnet Ethereum akan resmi memperkenalkan shard chain dan mulai beralih dari PoW ke PoS.

Fase 1/1.5 mulai diluncurkan pada tahun 2021.

The Merge

The Merge adalah langkah penting menuju Ethereum 2.0 dan merupakan akhir proses transisi dari PoW. The Merge akan mengubah mekanisme konsensus blockchain Ethereum dari PoW menjadi mekanisme PoS. 

The Merge mencakup transisi dari protokol mainnet Ethereum saat ini ke Beacon Chain. Ini merupakan perubahan besar karena transaksi Ethereum kini akan berlangsung pada jaringan PoS baru. Token ETH baru akan dicetak oleh node pada jaringan tersebut dengan melakukan staking sejumlah token ether ke dalam pool untuk mengamankan jaringan dan memvalidasi transaksi.

The Merge berbeda dengan hard fork yang akan menghasilkan dua versi berbeda dari blockchain. Ethereum akan terus menjadi satu blockchain dan semua riwayat transaksi pengguna akan digabungkan. Semua riwayat transaksi yang saat ini disimpan di mainnet tidak akan hilang, sehingga pengguna tidak perlu melakukan tindakan apa pun untuk melindungi aset mereka.

Fase 2

Fase terakhir adalah fase 2, yaitu ketika Ethereum 2.0 akan mendukung shard yang terbentuk sepenuhnya dan menjadi jaringan Ethereum resmi. Shard chain akan dapat digunakan dengan smart contract juga, sehingga pengembang DApp dan teknologi lainnya dapat berintegrasi dengan Ethereum 2.0 secara mulus.

Fase 2 direncanakan akan diluncurkan setelah The Merge atau lebih lambat.

Penutup

Ethereum 2.0 merupakan peningkatan penting di jaringan Ethereum karena sejumlah alasan, terutama dalam hal skalabilitas. Tanpa fitur-fitur PoS baru, shard chain, dan beacon chain, Ethereum pada akhirnya tidak akan berkelanjutan dan tidak lagi menjadi platform smart contract terkemuka di dunia kripto.

Peluncuran Eth2 akan memerlukan waktu yang mungkin lebih lama dari perkiraan. Kabar baiknya, prosesnya sudah berlangsung dan para pengembang Ethereum berdedikasi dalam mengerjakannya.