TL;DR
Proof of Work (PoW) dan Proof of Stake (PoS) adalah mekanisme konsensus yang paling umum. Mekanisme ini diadopsi oleh mata uang kripto utama untuk mengamankan jaringan.
Proof of Work digunakan di Bitcoin untuk memvalidasi transaksi dan mengamankan jaringan. PoW di antaranya mencegah pembelanjaan ganda. Blockchain diamankan oleh peserta yang disebut miner yang menggunakan daya komputasional guna memperebutkan hak untuk mengonfirmasi blok baru dan memperbarui blockchain. Miner yang berhasil akan diberi reward dalam bentuk BTC oleh jaringan. Per bulan Desember 2021, seorang miner bisa mendapatkan reward blok sebesar 6,25 BTC plus biaya transaksi dengan berhasil melakukan mining sebuah blok Bitcoin.
Perbedaan utama antara PoW dan PoS adalah caranya menentukan siapa yang boleh memvalidasi blok transaksi. Proof of Stake adalah alternatif yang paling populer dari Proof of Work. PoS adalah mekanisme konsensus yang bertujuan untuk memperbaiki beberapa batasan PoW, seperti masalah skalabilitas dan konsumsi daya. Di PoS, peserta disebut validator. Mereka tidak perlu menggunakan perangkat keras yang kuat guna memperebutkan kesempatan untuk memvalidasi blok. Sebagai gantinya, mereka perlu melakukan staking (mengunci) mata uang kripto asli dari blockchain tersebut. Kemudian, jaringan memilih pemenang berdasarkan jumlah kripto yang masuk staking yang akan diberi reward secara proporsional terhadap biaya transaksi dari blok yang divalidasi. Makin banyak koin yang masuk staking, makin tinggi kesempatan untuk dipilih sebagai validator.
Pendahuluan
Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat di sebuah blockchain valid, jaringan ini mengadopsi berbagai mekanisme konsensus. Proof of Work (PoW) adalah yang paling tua. Mekanisme yang dibuat oleh Satoshi Nakamoto ini dianggap oleh kebanyakan orang sebagai alternatif yang paling aman. Proof of Stake (PoS) dibuat di kemudian hari, tetapi kini terdapat dalam sebagian besar proyek altcoin.
Selain dari Bitcoin, PoW juga digunakan di banyak mata uang kripto utama seperti Ethereum (ETH) dan Litecoin (LTC). Sebaliknya, PoS digunakan oleh Binance Coin (BNB), Solana (SOL), Cardano (ADA), dan altcoin lainnya. Perlu diperhatikan bahwa Ethereum berencana untuk beralih dari PoW ke PoS pada tahun 2022.
Apa itu Proof of Work (PoW) dan bagaimana cara kerjanya?
Intinya, PoW menentukan cara blockchain Bitcoin mencapai konsensus yang terdistribusi. Mekanisme ini digunakan untuk memvalidasi transaksi peer-to-peer secara trustless tanpa memerlukan penengah pihak ketiga.
Apa itu Proof of Stake (PoS) dan bagaimana cara kerjanya?
Meskipun PoW dan PoS memiliki kesamaan tujuan dalam mencapai konsensus di blockchain, PoS memiliki cara yang berbeda dalam menentukan orang yang memvalidasi blok transaksi. Tidak ada miner di blockchain PoS. Daripada mengandalkan komputer yang kuat untuk memperebutkan hak validasi blok, para validator PoS mengandalkan kepemilikan kripto mereka.
Perbedaan antara Proof of Work vs. Proof of Stake
Meskipun keduanya merupakan mekanisme konsensus yang menjamin keamanan jaringan blockchain, terdapat beberapa perbedaan di antaranya keduanya. Tentu saja, perbedaan utamanya adalah cara PoW dan PoS menentukan peserta yang memvalidasi transaksi baru. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas, mari kita lihat tabel di bawah ini:
Proof of Work (PoW) | Proof of Stake (PoS) | |
Siapa yang dapat melakukan mining/memvalidasi blok? | Makin tinggi daya komputasional, makin tinggi peluang melakukan mining sebuah blok. | Makin banyak koin yang masuk staking, Anda makin mungkin memvalidasi blok baru |
Bagaimana cara sebuah blok masuk mining/divalidasi? | Miner bersaing untuk menyelesaikan puzzle matematis yang kompleks menggunakan sumber daya komputasional mereka. | Biasanya, algoritme menentukan pemenang secara acak dengan memperhitungkan jumlah koin yang masuk staking. |
Peralatan mining | Perangkat mining profesional, seperti ASIC, CPU, dan GPU | Komputer atau perangkat seluler apa pun dengan koneksi internet |
Bagaimana cara reward didistribusikan? | Orang pertama yang melakukan mining blok akan menerima reward blok | Validator dapat menerima bagian dari biaya transaksi yang dikumpulkan dari blok yang divalidasi |
Cara jaringan diamankan | Makin besar hash-nya, makin aman jaringan tersebut | Staking mengunci kripto di blockchain untuk mengamankan jaringan |
Apakah Proof of Stake lebih baik daripada Proof of Work?
Pendukung Proof of Stake berpendapat bahwa PoS memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan PoW, khususnya terkait skalabilitas dan kecepatan transaksi. Dikatakan juga bahwa koin PoS lebih tidak berbahaya terhadap lingkungan dibandingkan dengan PoW. Sebaliknya, kebanyakan pendukung PoW berpendapat bahwa sebagai teknologi yang lebih baru, PoS belum membuktikan potensinya sehubungan dengan keamanan jaringan. Kenyataan bahwa jaringan PoW memerlukan jumlah sumber daya (perangkat keras, listrik, dll.) yang signifikan membuatnya menjadi lebih sulit untuk diserang. Hal ini berlaku untuk Bitcoin sebagai blockchain PoW terbesar.
Apakah PoS lebih baik daripada PoW? Apa yang membuat mata uang kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar mengadopsi mekanisme konsensus baru?
Risiko sentralisasi
Di blockchain Proof of Work, mining mencakup proses menggunakan daya komputasi untuk melakukan hashing terhadap data blok hingga solusi yang valid ditemukan. Untuk mata uang kripto utama saat ini, solusi tersebut menjadi lebih sulit ditemukan dan proses menebak sejumlah besar hash dapat menjadi mahal sehubungan dengan perangkat keras dan listrik.
Per bulan Desember 2021, 4 pool mining teratas mengontrol sekitar 50% dari total daya hashing Bitcoin secara bersamaan. Dominasi pool mining ini makin menyulitkan para penggemar kripto individu dalam melakukan mining blok sendiri.
Lalu, seberapa besar tingkat desentralisasi mining? Di satu sisi, tidak ada satu entitas yang dapat mengontrol informasi di jaringan. Jika hal ini terjadi, serangan 51% akan dimungkinkan dan jaringan dapat kehilangan nilainya. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa meskipun masih terdesentralisasi, mining tidak lagi sangat terdesentralisasi. Area, produsen peralatan mining, dan produsen energi tertentu masih mendominasi mining dan mengurangi keseluruhan desentralisasi blockchain proof of work.
Mekanisme konsensus Proof of Stake mengambil pendekatan yang berbeda dan mengganti daya mining dengan staking. Mekanisme ini menurunkan batasan untuk masuk bagi seorang individu untuk mengonfirmasi transaksi, sehingga mengurangi penekanan terhadap lokasi, peralatan dan faktor lainnya. Staking Anda cukup ditentukan oleh jumlah token yang dimiliki.
Namun, sebagian besar jaringan PoS mengharuskan Anda untuk menjalankan node validator untuk memulai mengonfirmasi transaksi. Tindakan ini dapat menjadi mahal untuk dijalankan, tetapi tidak semahal beberapa alat mining. Kemudian, pelanggan melakukan staking terhadap token mereka di balik validator tertentu, sehingga memberikan model yang serupa dengan pool mining. Jadi, meskipun pengguna umum lebih mudah untuk berpartisipasi dalam Proof of Stake, mekanisme ini masih rentan terhadap masalah sentralisasi seperti pool mining.
Risiko keamanan
Sebaliknya, jika seseorang menyerang blockchain PoS, dia harus memiliki lebih dari 50% koin di jaringan tersebut. Hal ini akan menimbulkan permintaan di pasar dan kenaikan harga koin yang dapat menghabiskan biaya belasan juta dolar. Meskipun mereka melakukan serangan 51%, nilai koin mereka yang masuk staking akan turun drastis karena jaringan terkompromi. Oleh karena itu, serangan 51% hampir tidak mungkin terjadi pada kripto yang menggunakan konsensus PoS, khususnya jika kripto tersebut memiliki kapitalisasi pasar yang besar.
Kelemahan Proof of Stake
Kebanyakan orang menganggap Proof of Stake sebagai alternatif yang lebih baik terhadap Proof of Work, tetapi perlu diperhatikan bahwa terdapat kekurangan dalam algoritme PoS. Karena mekanisme distribusi reward, validator dengan lebih banyak aset yang masuk staking dapat meningkatkan kesempatan mereka untuk memvalidasi blok berikutnya. Makin banyak koin yang diakumulasi oleh seorang validator, makin banyak koin yang dapat masuk staking dan dihasilkan. Hal ini dikritik oleh beberapa orang sebagai “membuat yang kaya makin kaya”. Validator yang “makin kaya” ini juga dapat memengaruhi voting di jaringan, karena blockchain PoS sering kali memberikan hak tata kelola validator.
Kekhawatiran lainnya adalah risiko keamanan untuk kripto dengan kapitalisasi pasar lebih kecil yang mengadopsi PoS. Seperti yang disebutkan, serangan 51% hampir tidak mungkin terjadi pada mata uang kripto yang lebih populer, seperti ETH atau BNB. Namun, aset digital yang lebih kecil dengan nilai yang lebih rendah lebih rentan terhadap serangan. Penyerang dapat berpotensi memperoleh koin yang cukup untuk mengungguli validator lain. Mereka dapat mengeksploitasi sistem PoS dengan sering terpilih sebagai validator. Kemudian, reward yang diperoleh dapat digunakan untuk staking lebih lanjut dan meningkatkan kesempatan mereka untuk terpilih di ronde berikutnya.
Penutup
Proof of Work dan Proof of Stake sama-sama memiliki posisi di ekosistem kripto. Selain itu, sulit untuk mengatakan dengan pasti terkait protokol konsensus yang berfungsi lebih baik. PoW mungkin dikritik karena menghasilkan emisi karbon tinggi selama mining, tetapi telah membuktikan dirinya sebagai algoritme yang aman untuk melindungi jaringan blockchain. Namun, seiring beralihnya Ethereum dari PoW ke PoS, sistem Proof of Stake dapat menjadi lebih disukai oleh proyek baru di masa depan.