Apa Itu Solana (SOL)?
Beranda
Artikel
Apa Itu Solana (SOL)?

Apa Itu Solana (SOL)?

Tingkat Menengah
Diterbitkan May 27, 2021Diperbarui Sep 2, 2024
7m

Ringkasan

Solana adalah blockchain sumber terbuka terintegrasi dengan tujuan menyinkronkan informasi global dengan kecepatan cahaya. Jaringan ini berfokus pada transaksi cepat dan throughput tinggi untuk mendorong adopsi teknologi blockchain oleh konsumen massal. Solana mengoptimalkan latensi dan throughput. Solana berusaha mencapai hal ini melalui fitur-fitur seperti mekanisme tanda waktu baru yang disebut Proof of History (PoH), protokol propagasi blok Turbine, dan pemrosesan transaksi paralel.

Sejak peluncuran mainnet pada bulan Maret 2020, beberapa peningkatan jaringan makin meningkatkan kinerja dan ketahanan jaringan, termasuk QUIC, Kualitas Layanan dengan bobot staking (QoS), dan pasar biaya lokal.

Berkat Proof of History (PoH) dan transaksi paralel, jaringan Solana dapat menandingi kinerja sistem tersentralisasi pada blockchain global yang bersifat terdesentralisasi dan permissionless. Pengguna dapat membayar biaya transaksi dan berinteraksi dengan smart contract menggunakan SOL, yaitu token asli milik jaringan ini. Inovasi lainnya adalah Ekstensi Token, yaitu seperangkat fungsionalitas kaya yang dibangun secara asli ke dalam program token yang memungkinkan perilaku kompleks seperti transfer rahasia. 

Pendahuluan

Skalabilitas merupakan salah satu tantangan terbesar dalam teknologi blockchain. Seiring perkembangannya, jaringan sering kali mengalami batasan terkait dengan kecepatan transaksi dan waktu konfirmasi. Karena dibangun di atas arsitektur baru, Solana mengatasi keterbatasan ini tanpa mengorbankan keamanan atau desentralisasi. 

Blockchain Solana, yang didirikan pada tahun 2017 oleh Anatoly Yakovenko dari Solana Labs, kini menjadi salah satu blockchain yang paling banyak digunakan di dunia. Solana menggunakan sejumlah inovasi, seperti PoH dan paralelisasi untuk memproses puluhan ribu transaksi per detik (TPS) secara efisien dalam satu mesin global. 

Bagaimana Cara Kerja Solana?

Solana adalah blockchain Proof of Stake (PoS) generasi ketiga yang telah mengimplementasikan sejumlah inovasi unik untuk memfasilitasi throughput yang tinggi, transaksi yang cepat, dan biaya yang rendah: 

  • Paralelisasi: Kemampuan untuk memproses lebih dari satu transaksi sekaligus.

  • Proof of History (PoH): Metode verifikasi waktu tanpa memerlukan tanda waktu konvensional.

  • Tower Byzantine Fault Tolerance (BFT): Versi dari Practical BFT yang dioptimalkan dengan PoH.

  • Turbine: Protokol propagasi blok yang membuat jaringan tetap sinkron.

  • Gulf Stream: Protokol penerusan transaksi tanpa mempool.

  • Mesin Virtual Solana: Eksekusi smart contract secara paralel.

Fitur-fitur tersebut membentuk jaringan berkinerja tinggi yang memiliki waktu blok 400 ms dan memproses puluhan ribu TPS. Sebagai perbandingan, waktu blok Bitcoin adalah sekitar 10 menit dan waktu blok Ethereum sekitar 15 detik.

Pemilik SOL dapat melakukan staking terhadap token mereka sebagai bagian dari mekanisme konsensus PoS blockchain. Dengan dompet kripto yang kompatibel, Anda kini dapat melakukan staking terhadap token dengan validator yang memproses transaksi jaringan. Kemudian, validator yang berhasil dapat berbagi reward dengan pengguna yang telah melakukan staking token mereka. Mekanisme reward ini mendorong para validator dan delegator untuk bertindak sesuai kepentingan jaringan. 

Per bulan Januari 2024, Solana memiliki 2.145 validator dan koefisien Nakamoto sebesar 31.

Proof of History

Melacak urutan transaksi sangat penting dalam bidang mata uang kripto. Bitcoin melakukan hal ini dengan membundel transaksi ke dalam blok dengan satu tanda waktu. Setiap node harus memvalidasi blok tersebut dengan mencapai konsensus bersama node lainnya. Namun, proses ini menambah panjang waktu tunggu secara signifikan bagi node untuk mengonfirmasi blok di seluruh jaringan. Solana mengambil pendekatan lain yang disebut Proof of History (PoH).

Semua acara dan transaksi Solana melalui proses hashing menggunakan fungsi hash SHA256 yang mengambil input lalu menghasilkan output yang unik dan sangat sulit diprediksi. Solana mengambil output sebuah transaksi lalu menggunakannya sebagai input untuk hash berikutnya, sehingga urutan transaksi kini termasuk dalam output hasil hashing.

Proses hashing ini menciptakan rantai yang panjang dan tidak terputus dari transaksi yang masuk hashing. Hasilnya adalah urutan transaksi yang jelas dan dapat diverifikasi yang dapat ditambahkan ke sebuah blok oleh seorang validator tanpa memerlukan tanda waktu konvensional.

Hashing juga memerlukan durasi tertentu agar selesai. Artinya, validator dapat memverifikasi waktu yang sudah berlalu dengan mudah. Dengan mengurutkan transaksi dalam rantai hash, para validator memproses dan mengirimkan informasi yang lebih sedikit per blok. Penggunaan versi hashing dari keadaan transaksi terkini sangat mengurangi waktu konfirmasi blok.

PoH bukan merupakan mekanisme konsensus, melainkan cara untuk mempersingkat waktu yang digunakan dalam mengonfirmasi urutan transaksi. Jika digabungkan dengan PoS, pemilihan validator berikutnya untuk sebuah blok menjadi jauh lebih mudah. Node memerlukan waktu yang lebih singkat untuk memvalidasi urutan transaksi. Artinya, jaringan akan memilih validator yang baru dengan lebih cepat.

Biaya rendah

Solana memiliki biaya yang sangat rendah dengan rata-rata biaya transaksi sebesar $0,00025. Biaya rendah dapat menghilangkan beberapa hambatan masuk terbesar dari Web3, karena biaya gas pada chain lain dapat menambah biaya yang signifikan terhadap suatu pembelian. 

Efisiensi energi

Karena node Solana memerlukan waktu yang lebih singkat dan sumber daya yang lebih sedikit untuk memvalidasi transaksi — dan karena Solana tidak memerlukan mining seperti jaringan Proof of Work (PoW) — jaringan ini muncul sebagai salah satu blockchain yang paling hemat energi.

Solana Foundation, yaitu organisasi nirlaba yang dikhususkan untuk mengamankan dan mendukung jaringan Solana, merilis audit pihak ketiga berkala terhadap dampak energi Solana beserta perbandingannya dengan proyek blockchain lain dan penggunaan energi rata-ratanya. Laporan terbaru yang diterbitkan pada bulan Desember 2023 menunjukkan penurunan penggunaan energi per transaksi sebesar 25% dari 0,879 ribu J menjadi 0,658 ribu J.

Apa Itu SOL?

SOL adalah token utilitas asli milik Solana yang masuk burning jaringan sebagai bagian dari model deflasi. Pengguna memerlukan SOL untuk membayar biaya transaksi saat mentransfer atau berinteraksi dengan smart contract. Para pemilik SOL juga dapat menjadi validator jaringan. Seperti Ethereum, Solana mengizinkan pengembang untuk membangun smart contract dan membuat proyek berdasarkan blockchain ini.

SOL menggunakan protokol SPL. SPL adalah standar token Solana yang mirip dengan ERC-20 di Ethereum. Token SOL memiliki dua kegunaan utama:

  1. Membayar biaya transaksi yang muncul saat menggunakan jaringan atau smart contract.

  2. Staking token sebagai bagian dari mekanisme konsensus PoS.

Aplikasi terdesentralisasi (DApp) yang dibangun pada Solana menciptakan kegunaan baru untuk SOL dan token lainnya yang dibangun menggunakan standar SPL.

Ekosistem Solana

Ekosistem Solana telah berkembang pesat sejak peluncuran mainnet-beta pada tahun 2020. Pada bulan Januari 2024, terdapat lebih dari 2.500 pengembang yang mengerjakan proyek Solana dan lebih dari satu juta dompet aktif di Solana. 

Raksasa ekonomi tradisional juga telah mengumumkan integrasinya dengan Solana. Salah satunya adalah Discord (yang memungkinkan pengguna menautkan profil mereka dengan Solana Wallet) dan ASICS (yang menggunakan jalur pembayaran Solana Pay agar pelanggan dapat membeli desain sepatu edisi terbatas).

Transaksi yang cepat dan throughput tinggi dari Solana membuatnya menjadi jaringan pilihan untuk beberapa kegunaan Web3, seperti:

  • Decentralized Physical Infrastructure Network (DePIN): Jaringan dunia nyata yang diberi insentif oleh token, seperti protokol pemetaan terdesentralisasi Hivemapper, dimungkinkan oleh kemampuan untuk memproses transaksi non-fungible token dengan kecepatan yang sangat tinggi.

  • NFT generasi berikutnya: Standar non-fungible token baru telah bermunculan di ekosistem Solana. NFT ini memanfaatkan skalabilitas jaringan untuk menciptakan kegunaan baru. Executable NFT (xNFT) dari Coral adalah NFT yang dapat meluncurkan program yang menjanjikan tumpukan web dan aplikasi yang seluruhnya ada di dompet. Compressed NFT (cNFT) menggunakan merkle tree untuk menurunkan biaya penyimpanan data on chain secara dramatis, sehingga biaya pencetakan satu juta NFT dari jutaan menjadi ratusan dolar.

  • Pembayaran: Protokol Solana Pay telah mendukung ekosistem struktur pembayaran yang mulus dan bersifat permissionless yang dapat menyelesaikan pembayaran dalam hitungan detik untuk pembayaran bisnis. 

  • Game dan hiburan: Memproses transaksi besar dengan jeda waktu yang minimal menghasilkan kegunaan web3 untuk game, hiburan, dan kemampuan metaverse.

  • Defi: Throughput tinggi dan biaya rendah dari Solana memungkinkan terciptanya automated market maker, bursa terdesentralisasi, dan banyak lagi.

Apa Langkah Berikutnya?

Konferensi Breakpoint 2023 oleh Solana Foundation menyoroti sejumlah proyek yang patut disimak dalam beberapa bulan dan tahun mendatang, termasuk:

  • Firedancer: Jump Crypto sedang mengembangkan perangkat lunak inti Solana sumber terbuka baru, termasuk klien validator kedua yang dapat memproses 1,2 juta TPS dalam lingkungan pengujian per bulan November. Perangkat lunak ini akan makin meningkatkan throughput Solana.

  • Ekstensi Token: Program token baru yang diluncurkan pada tahun 2024 memungkinkan pengembang untuk menambahkan fitur seperti transfer rahasia dan penerima izin whitelist tanpa menulis kode tambahan.

Penutup

Setelah muncul di bidang blockchain pada tahun 2020, Solana terus berkembang menjadi ekosistem yang kuat dan berkelanjutan. Sejak saat itu, Solana telah menjadi pilihan yang populer bagi proyek dan pengguna. Tampaknya, Solana siap untuk bertumbuh lebih jauh lagi.

Bacaan Lebih Lanjut