Apa Itu Analisis Fundamental (FA)?
Beranda
Artikel
Apa Itu Analisis Fundamental (FA)?

Apa Itu Analisis Fundamental (FA)?

Pemula
Diterbitkan Jun 26, 2020Diperbarui Dec 2, 2022
12m

Daftar isi


Pengantar

Jika berbicara mengenai perdagangan – apakah Anda berurusan dengan saham berusia seabad atau mata uang kripto yang baru lahir – tidak ada ilmu pasti yang bisa diterapkan. Atau, jika pun ada, para pemain Wall Street pasti akan merahasiakan formula tersebut.

Yang kita miliki sekarang adalah beragam alat dan metodologi yang digunakan oleh pedagang dan investor. Secara umum, Anda dapat mengelompokkan teknik-teknik ini ke dalam dua kategori: analisis fundamental atau fundamental analysis (FA) dan analisis teknikal atau technical analysis (TA).

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai dasar-dasar analisis fundamental.


Apa itu analisis fundamental?

Analisis fundamental merupakan metode yang digunakan oleh investor dan pedagang dalam menetapkan nilai intrinsik suatu aset atau bisnis. Untuk menilai secara akurat, mereka akan mempelajari dengan cermat faktor-faktor internal dan eksternal demi menentukan apakah aset atau bisnis yang dimaksud dinilai terlalu tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued). Kesimpulan yang dihasilkan kemudian dapat membantu untuk merumuskan strategi yang matang yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan lebih besar.

Misalnya, jika Anda tertarik pada suatu perusahaan, Anda dapat mempelajari hal-hal seperti pendapatan, neraca, laporan keuangan, dan arus kas perusahaan tersebut terlebih dahulu untuk mengetahui kesehatan keuangannya. Anda kemudian dapat mengamati lebih luas ke aspek organisasi untuk melihat pasar atau industri tempat perusahaan tersebut beroperasi. Siapa saja pesaingnya? Demografi seperti apa yang menjadi target perusahaan? Apakah target tersebut memperluas jangkauannya? Anda bahkan dapat mengamati lebih jauh ke aspek pertimbangan ekonomi untuk melihat beberapa faktor seperti suku bunga dan inflasi.
Apa yang disebutkan di atas dikenal sebagai pendekatan bottom-up: Anda memulai dengan mengamati perusahaan yang Anda minati, untuk kemudian memahami posisinya dalam ekonomi yang lebih luas. Namun, Anda juga bisa mengadopsi pendekatan top-down, di mana Anda mempersempit pilihan dengan terlebih dahulu menguji hal-hal yang lebih umum atau gambaran yanga lebih luas.

Tujuan akhir jenis analisis ini adalah untuk menghasilkan perkiraan harga saham dan membandingkannya dengan harga saat ini. Jika jumlahnya lebih tinggi dari harga saat ini, Anda mungkin menyimpulkan bahwa saham tersebut undervalued. Jika lebih rendah dari harga pasar, maka dapat diasumsikan bahwa saham saat ini overvalued. Berbekal data analisis, Anda dapat membuat keputusan berdasarkan informasi, apakah akan membeli atau menjual saham perusahaan tertentu.


Analisis fundamental (FA) vs. analisis teknikal (TA)

Para pedagang dan investor yang baru mengenal mata uang kriptoforex, atau pasar saham sering merasa bingung dalam memilih pendekatan mana yang harus diambil. Analisis fundamental dan analisis teknikal sangat kontras dan mengandalkan metodologi yang sangat berbeda dalam menganalisis hal-hal juga yang berbeda. Namun, keduanya memberikan data yang relevan dengan perdagangan. Jadi yang mana yang terbaik?

Mungkin lebih masuk akal untuk mempertanyakan apa kelebihan masing-masing metode ini. Pada dasarnya, analis fundamental meyakini bahwa harga saham tidak selalu menunjukkan nilai saham yang sebenarnya – ini merupakan ideologi yang menopang keputusan investasi mereka. 

Sebaliknya, para analis teknikal meyakini bahwa pergerakan harga di masa depan dapat diprediksi dari tindakan harga dan data volume masa lalu. Mereka tidak terlalu megindahkan faktor-faktor eksternal, lebih berfokus pada grafik harga, pola, dan tren di pasar. Mereka bertujuan mengidentifikasi titik-titik ideal untuk memasuki dan keluar dari posisi.

Para pendukung hipotesis pasar efisien atau efficient market hypothesis (EMH) meyakini bahwa analisis teknikal (TA) mustahil mengungguli pasar secara konsisten. Teori ini menunjukkan bahwa pasar keuangan sudah mewakili semua informasi yang diketahui mengenai aset (yang “rasional”), dan data historis juga sudah diperhitungkan. Versi EMH yang “lebih lemah” tidak mendiskreditkan analisis fundamental, tetapi versi “yang lebih kuat” berpendapat bahwa mustahil, bahkan dengan penelitian yang ketat, untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.

Memang dapat dipahami, tidak ada strategi obyektif yang lebih baik dari kedua analisis ini, karena keduanya dapat menghadirkan wawasan berharga ke dalam berbagai bidang. Beberapa orang mungkin lebih memilih gaya perdagangan tertentu, namun, dalam praktiknya, banyak pedagang menggunakan kombinasi keduanya untuk mengamati gambaran yang lebih besar. Ini berlaku untuk perdagangan jangka pendek dan investasi jangka panjang.


Indikator populer dalam analisis fundamental

Kita tidak akan melihat candlestickMACD, atau RSI dalam analisis fundamental – sebagai gantinya, ada beberapa indikator spesifik dalam FA yang digunakan. Di bagian ini, kita akan membahas beberapa yang paling populer.


Earnings per share (EPS)

Earnings per share atau laba per saham merupakan ukuran kemapanan perusahaan, memberi tahu kita berapa banyak laba yang dihasilkan dalam setiap saham yang beredar. Dihitung menggunakan rumus berikut:

(laba bersih - dividen pilihan) / jumlah saham


Misalkan perusahaan tidak membayar dividen, dan labanya sebesar $1 juta. Dengan 200.000 saham yang diterbitkan, rumus memberikan hasil EPS $5. Perhitungan ini tidak terlalu rumit, tetapi dapat memberi kita beberapa wawasan mengenai potensi investasi. Bisnis dengan EPS yang lebih tinggi (atau berkembang) biasanya lebih menarik bagi investor.

Laba per saham terdilusi lebih disukai oleh beberapa orang, karena juga memperhitungkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan jumlah total saham. Sebagai contoh, dalam hal opsi saham, karyawan diberikan opsi untuk membeli saham perusahaan. Karena ini biasanya memberikan jumlah saham yang lebih tinggi untuk membagi laba bersih, kita mengharapkan untuk melihat nilai EPS terdilusi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan EPS sederhana.

Seperti halnya semua indikator, laba per saham tidak disarankan menjadi satu-satunya metrik yang digunakan untuk menilai investasi prospektif. Dengan demikian, alat ini bermanfaat ketika digunakan bersamaan dengan alat lainnya.


Rasio price-to-earnings (P/E)

Rasio harga terhadap pendapatan atau price-to-earnings (disingkat, rasio P/E) menilai bisnis dengan membandingkan harga saham dengan EPS-nya. Dihitung dengan rumus berikut:

harga saham / pendapatan per saham


Mari kita melihat kembali perusahaan yang sama dari contoh sebelumnya, yang memiliki EPS $5. Katakanlah setiap saham diperdagangkan di harga $10, yang akan memberi kita rasio P/E sebesar 2. Apa artinya ini? Well, sangat tergantung pada apa yang ditunjukkan oleh penelitian kita selanjutnya. 

Banyak yang menggunakan rasio harga terhadap pendapatan untuk menentukan apakah suatu saham overvalued (jika rasio lebih tinggi) atau undervalued (jika rasio lebih rendah). Merupakan ide yang baik untuk memperhitungkan angka tersebut dengan membandingkannya terhadap rasio P/E dari bisnis sejenis. Sekali lagi, aturan ini tidak selalu berlaku, jadi, sebaiknya digunakan bersamaan dengan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif lainnya.


Rasio price-to-book (P/B)

Rasio harga terhadap nilai buku atau price-to-book (juga dikenal sebagai rasio harga terhadap ekuitas atau rasio P/B) dapat memberi tahu kita mengenai bagaimana investor menilai perusahaan terkait dengan nilai bukunya. Nilai buku adalah nilai bisnis seperti yang didefinisikan dalam laporan keuangan(biasanya, aset dikurangi kewajiban). Perhitungannya seperti berikut ini:

harga per saham / nilai buku per saham


Mari kembali ke perusahaan kita dari contoh sebelumnya. Katakan saja kita menganggap bahwa perusahaan memiliki nilai buku $500.000. Setiap saham diperdagangkan di harga $10, dan ada 200.000 saham. Oleh karena itu, nilai buku per saham, $500.000 dibagi 200.000, memberikan hasil $ 2,5. 

Jika angka-angka ini dimasukkan ke dalam rumus, $10 dibagi $2,5 menghasilkan rasio harga terhadap nilai buku sebesar 4. Ini tampaknya tidak terlalu bagus. Angka ini memberi tahu kita bahwa saham saat ini diperdagangkan empat kali lipat dari nilai perusahaan sebenarnya di atas kertas. Bisa menunjukkan bahwa pasar menilai bisnis ini terlalu tinggi, mungkin karena mengharapkan adanya perkembangan besar. Jika memiliki rasio kurang dari 1, menunjukkan bahwa bisnis memiliki nilai lebih dari yang diakui pasar saat ini.

Kelemahan rasio harga terhadap nilai buku adalah bahwa rasio ini lebih cocok untuk penilaian bisnis dengan “aset-berat”. Perusahaan dengan aset fisik yang kecil tidak terwakili dengan baik.


Rasio price/earnings-to-growth (PEG)

Rasio harga/pendapatan terhadap pertumbuhan atau price/earnings-to-growth (PEG) merupakan perpanjangan dari rasio harga terhadap pendapatan, memperluas cakupannya untuk memperhitungkan tingkat pertumbuhan. Menggunakan rumus berikut:

rasio harga terhadap pendapatan / tingkat pertumbuhan pendapatan


Tingkat pertumbuhan pendapatan merupakan perkiraan pertumbuhan pendapatan yang diprediksi terhadap perusahaan dalam kerangka waktu yang ditentukan. Kita menyatakannya sebagai persentase. Misalkan kita memperkirakan pertumbuhan rata-rata 10% selama lima tahun ke depan untuk perusahaan yang disebutkan di atas. Kita mengambil rasio harga terhadap pendapatan (2) dan membaginya dengan 10, menghasilkan rasio 0,2.

Ketika kita memperhitungkan pertumbuhan masa depan, rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan adalah investasi yang baik karena sangat undervalued. Bisnis apa pun dengan rasio kurang dari 1, secara umum, dianggap undervalued. Jika di atas 1, dianggap overvalued.

Rasio PEG lebih disukai oleh banyak orang daripada rasio P/E, karena dianggap sebagai variabel yang cukup penting, yang tidak terdapat pada rasio P/E.



Analisis fundamental dan mata uang kripto

Metrik yang disebutkan di atas tidak benar-benar berlaku dalam mata uang kripto. Sebagai gantinya, Anda mungkin mencari faktor-faktor lain untuk menilai kelayakan proyek. Di bagian selanjutnya, kita akan melihat beberapa indikator yang digunakan oleh pedagang aset kripto.


Rasio network value-to-transactions (NVT)

Sering dianggap sebagai rasio P/E-nya pasar mata uang kripto, rasio NVT dengan cepat menjadi bahan pokok dalam FA kripto. Dihitung dengan rumus berikut:

nilai jaringan / volume transaksi harian


NVT mencoba menginterpretasikan nilai jaringan suatu proyek berdasarkan nilai transaksi yang diprosesnya. Misalkan Anda memiliki dua proyek: Koin A dan Koin B. Keduanya memiliki kapitalisasi pasar sebesar $1.000.000. Namun, Koin A memiliki volume transaksi harian senilai $50.000, sedangkan Koin B senilai $10.000.

Rasio NVT Koin A adalah 20, dan NVT Koin B 100. Secara umum, aset dengan rasio NVT yang lebih rendah dianggap undervalued, sementara dengan rasio yang lebih tinggi dapat dianggap overvalued. Perhitungan ini sendiri menunjukkan bahwa Koin A undervalued jika dibandingkan dengan Koin B.


Alamat aktif

Beberapa orang mencari jumlah alamat aktif di jaringan untuk mengukur seberapa sering suatu proyek digunakan. Meskipun tidak dapat diandalkan sebagai indikator mandiri (metrik ini dapat diatur), namun, ukuran ini setidaknya dapat mengungkapkan informasi mengenai aktivitas jaringan. Anda dapat memasukkannya ke dalam penilaian Anda atas aset digital yang sedang Anda amati.


Rasio price-to-mining-breakeven

Rasio harga terhadap titik impas penambangan atau price-to-mining-breakeven merupakan metrik untuk menilai koin-koin Proof of Work, yang ditambang oleh peserta jaringan. Rumus memperhitungkan biaya yang terkait dengan proses: yaitu, pengeluaran listrik dan perangkat keras.
harga pasar koin / biaya untuk menambang koin


Rasio harga terhadap titik impas penambangan dapat mengungkapkan banyak hal mengenai kondisi jaringan blockchain saat ini. Titik impas mengacu pada biaya penambangan koin – misalnya, jika titik impas bernilai $10.000, maka penambang biasanya menghabiskan $10.000 untuk menghasilkan unit baru.
Misalkan Koin A diperdagangkan di harga $5.000 dan Koin B di harga $20.000, dan keduanya memiliki titik impas sebesar $10.000. Rasio Koin A akan menjadi 0,5, sedangkan Koin B akan menjadi 2. Karena rasio Koin A di bawah 1, rasio ini memberitahu kita bahwa penambang beroperasi dengan kehilangan uang untuk menambang koin. Menambang Koin B menguntungkan, karena untuk setiap penambangan yang menghabiskan $10.000, Anda akan menghasilkan $20.000.

Karena insentif, Anda mungkin mengantisipasi bahwa rasio akan cenderung ke arah 1 dari waktu ke waktu. Untuk Koin A, penambang yang merugi kemungkinan akan meninggalkan jaringan kecuali jika harganya naik. Koin B memiliki reward yang menarik, jadi, Anda mengharapkan lebih banyak penambang bergabung untuk memanfaatkannya sampai pada titik di mana penambangan tidak lagi menguntungkan.

Keefektifan indikator ini masih diperdebatkan. Namun, ini memberi Anda gambaran mengenai ekonomi pertambangan, yang dapat Anda tambahkan dalam penilaian keseluruhan aset digital Anda.


Whitepaper, tim, dan roadmap

Metode yang paling populer dalam menetapkan nilai mata uang kripto dan token melibatkan beberapa penelitian konvensional terhadap proyek. Membaca whitepaper, Anda dapat memahami tujuan proyek, penggunaannya, dan teknologinya. Rekam jejak anggota tim memberi Anda gambaran mengenai kemampuan mereka untuk membangun dan mengembangkan kapasitas produk. Terakhir, roadmap memberi tahu Anda apakah suatu proyek berjalan sesuai rencana. Ini dapat dilengkapi dengan penelitian tambahan untuk menentukan kemungkinan bahwa proyek akan mencapai tujuan-tujuannya.


Pro dan kontra analisis fundamental

Pro analisis fundamental

Analisis fundamental merupakan metodologi yang kuat dalam menilai bisnis dengan cara yang tidak bisa disaingi oleh analisis teknikal. Bagi investor di seluruh dunia, mempelajari berbagai faktor kualitatif dan kuantitatif adalah titik awal yang penting dalam perdagangan apa pun.
Siapa pun dapat melakukan analisis fundamental, karena metode ini mengandalkan data bisnis yang tersedia dan teknik yang telah diuji coba. Atau setidaknya, ini adalah hal umum yang kita temui di pasar tradisional. Memang, jika kita melihat ke mata uang kripto (industri masih berskala kecil), data tidak selalu tersedia, dan korelasi yang kuat di antara aset-aset dapat menunjukkan bahwa FA mungkin tidak efektif.

Jika dilakukan dengan benar, metode ini memberikan dasar untuk mengidentifikasi saham yang saat ini undervalued, dan siap untuk naik dari waktu ke waktu. Investor terkenal seperti Warren Buffett dan Benjamin Graham telah secara konsisten menunjukkan bahwa penelitian yang ketat dalam bisnis dengan cara ini dapat membuahkan hasil yang luar biasa.


Kontra analisis fundamental

Sangat mudah untuk melakukan analisis fundamental, namun, sulit untuk melakukan analisis fundamental yang baik . Menentukan “nilai intrinsik” sebuah saham merupakan proses yang memakan waktu, membutuhkan lebih banyak pekerjaan daripada hanya memasukkan angka ke dalam rumus. Banyak faktor yang perlu dinilai, dan proses belajar dalam melakukannya secara efektif bisa sangat berliku. Terlebih lagi, metode ini lebih cocok untuk perdagangan jangka panjang, bukan jangka pendek.

Jenis analisis ini juga mengabaikan kekuatan dan tren pasar yang besar, yang dapat diidentifikasi oleh analisis teknikal. Seperti yang pernah dikatakan oleh ekonom John Maynard Keynes: 

Pasar bisa tetap irasional lebih lama dari kesanggupan Anda untuk bertahan.

Saham yang tampaknya undervalued (dengan menggunakan setiap metrik) tidak dijamin akan meningkat nilainya di masa mendatang.


Penutup

Analisis fundamental merupakan praktik mapan yang digunakan oleh beberapa pedagang paling sukses. Dengan menyempurnakan strategi, investor tidak hanya dapat belajar untuk memperkirakan dengan lebih baik nilai sebenarnya dari saham, mata uang kripto, dan aset lainnya, tetapi juga memahami bisnis dan industri secara lebih baik dalam gambaran yang menyeluruh.
Dikombinasikan dengan analisis teknikal, analisis fundamental dapat memberi pemahaman menyeluruh bagi para pedagang dan investor mengenai aset dan bisnis mana yang dapat dimanfaatkan. Kombinasi FA dan TA disukai oleh banyak orang di pasar tradisional dan kripto.
Namun, di pasar kripto, Anda harus memahami bahwa FA mungkin tidak seefektif ini. Selalu DYOR atau Lakukan Penelitian Anda Sendiri, dan pastikan bahwa Anda memiliki strategi manajemen risiko yang solid.