Penjelasan mengenai Metode Wyckoff
Beranda
Artikel
Penjelasan mengenai Metode Wyckoff

Penjelasan mengenai Metode Wyckoff

Tingkat Lanjut
Diterbitkan Oct 21, 2019Diperbarui Oct 4, 2022
11m

Apa yang dimaksud dengan Metode Wyckoff?

Metode Wyckoff dikembangkan oleh Richard Wyckoff pada tahun 1930an. Ini terdiri dari serangkaian prinsip dan strategi yang pada awalnya didesain untuk para pedagang dan investor. Wyckoff mendedikasikan bagian signifikan dalam kehidupan mengajarnya, dan pekerjaannya banyak mempengaruhi technical analysis (TA) modern. Walaupun Metode Wyckoff pada awalnya difokuskan untuk saham, sekarang metode ini dapat diaplikasikan untuk semua jenis pasar keuangan.

Banyak pekerjaan Wyckoff yang terinspirasi oleh metode-metode perdagangan dari pedagang-pedangan sukses lainnya (khususnya Jesse L. Livermore). Sekarang ini, Wyckoff sangat dihargai sebagai tokoh kunci lainnya, seperti Charles H. Dow, dan Ralph N. Elliott.

Wyckoff melakukan penelitian mendalam, yang mengarah pada penciptaan beberapa teori dan teknik perdagangan. Artikel ini memberikan pandangan terhadap pekerjaan-pekerjaannya. diskusi ini meliputi:

  • Tiga hukum fundamental;

  • Konsep Manusia Komposit;

  • Sebuah metodologi untuk menganalisa grafik (Skema Wyckoff);

  • Pendekatan lima langkah terhadap pasar.

Wyckoff juga mengembangkan percobaan Membeli dan Menjual yang spesifik, yang bersamaan dengan metode grafik yang unik, yang didasarkan pada grafik Titik dan Angka / Point and Figure (P&F). Percobaan ini membantu para pedagang menemukan entri yang lebih baik. Metode P&F digunakan untuk menentukan target perdagangan. Namun, artikel ini tidak akan mendalami kedua topik ini.

 

Tiga hukum Wyckoff

Hukum Penawaran dan Permintaan

Hukum pertama menyatakan bahwa harga naik ketika permintaan lebih besar dibandingkan penawaran, dan turun ketika hal yang sebaliknya terjadi. Ini adalah satu dari beberapa prinsip paling dasar pasar keuangan yang tentu saja tidak terkecuali dengan medote Wyckoff. Kita dapat menjelaskan hukum pertama dengan tiga persamaan sederhana:

  • Permintaan > Penawaran = Harga naik

  • Permintaan < Penawaran = Harga turun

  • Permintaan = Penawaran = Tidak ada perubahan harga signifikan ( volatility rendah)

Dengan kata lain, hukum Wyckoff pertama menunjukkan bahwa kelebihan permintaan atas pasokan (penawaran) menyebabkan harga naik karena ada lebih banyak orang yang membeli daripada menjual. Tapi, dalam situasi di mana ada lebih banyak penjualan daripada membeli, pasokan melebihi permintaan, menyebabkan harga turun.

Banyak investor yang mengikuti Metode Wyckoff membandingkan pergerakan harga dan volume sebagai cara untuk lebih memvisualisasikan hubungan antara penawaran dan permintaan. Ini sering memberikan wawasan tentang pergerakan pasar berikutnya.

Hukum Sebab dan Akibat

Hukum kedua menyatakan bahwa perbedaan antara penawaran dan permintaan tidaklah acak. Sebaliknya, ini muncul setelah periode persiapan, sebagai hasil dari peristiwa tertentu. Dalam istilah Wyckoff, periode akumulasi (penyebab) akhirnya mengarah ke tren naik (akibat). Sebaliknya, periode distribusi (sebab) akhirnya menghasilkan tren turun (akibat). 

Wyckoff menerapkan teknik pembuatan grafik yang unik untuk memperkirakan efek potensial dari suatu penyebab. Dalam istilah lain, ia menciptakan metode untuk mendefinisikan target perdagangan berdasarkan periode akumulasi dan distribusi. Ini memungkinkannya untuk memperkirakan kemungkinan perluasan tren pasar setelah keluar dari zona konsolidasi atau rentang perdagangan (Trading Range/TR).

Hukum Usaha vs. Hasil

Hukum Wyckoff ketiga menyatakan bahwa perubahan harga aset adalah hasil dari upaya, yang diwakili oleh volume perdagangan. Jika pergerakan harga selaras dengan volume, ada peluang bagus tren akan berlanjut. Tetapi, jika volume dan harga berbeda secara signifikan, tren pasar cenderung berhenti atau berubah arah.

Misalnya, bayangkan pasar Bitcoin mulai berkonsolidasi dengan volume yang sangat tinggi setelah tren bearish yang lama. Volume tinggi menunjukkan upaya besar, tetapi gerakan menyamping ( volatility rendah) menunjukkan hasil yang kecil. Jadi, ada banyak Bitcoin berpindah tangan, tetapi tidak ada penurunan harga yang lebih signifikan. Situasi seperti itu dapat mengindikasikan bahwa tren turun mungkin berakhir, dan pembalikan arah sudah dekat.

 

Pihak Komposit

Wyckoff menciptakan ide Manusia/Pihak Komposit (atau Operator Komposit) sebagai identitas imajiner pasar. Dia mengusulkan agar investor dan pedagang mempelajari pasar saham seolah-olah satu entitas mengendalikannya. Ini akan membuat mereka lebih mudah untuk mengikuti tren pasar.

Intinya, Pihak Komposit mewakili pemain terbesar (pembuat pasar), seperti individu yang kaya dan investor institusi. Itu selalu bertindak untuk memastikan dapat membeli rendah dan menjual tinggi. 

Perilaku Pihak Komposit adalah kebalikan dari mayoritas investor ritel - yang berdasarkan pengamatan Wyckoff, sering kehilangan uang. Tetapi menurut Wyckoff, Pihak Komposit menggunakan strategi yang agak dapat diprediksi, sehingga investor dapat belajar darinya.

Mari kita gunakan konsep Pihak Komposit untuk menggambarkan siklus pasar yang disederhanakan. Siklus seperti itu terdiri dari empat fase utama: akumulasi, tren naik, distribusi, dan tren turun.

 

Akumulasi

Pihak Komposit mengakumulasi aset sebelum kebanyakan investor. Fase ini biasanya ditandai dengan pergerakan sideways. Akumulasi dilakukan secara bertahap untuk menghindari harga berubah secara signifikan.

Tren naik

Ketika Pihak Komposit menyimpan cukup banyak saham, dan kekuatan penjualannya berkurang, dia mulai mendorong pasar. Secara alami, tren yang muncul menarik lebih banyak investor, menyebabkan permintaan meningkat.

Khususnya, mungkin ada beberapa fase akumulasi selama tren naik. Kita dapat menyebutnya dengan fase akumulasi ulang , di mana tren yang lebih besar berhenti dan berkonsolidasi untuk sementara waktu, sebelum melanjutkan pergerakan ke atas.

Sementara pasar bergerak naik, investor lain terdorong untuk membeli. Pada akhirnya, bahkan masyarakat umum menjadi cukup bersemangat untuk terlibat. Pada titik ini, permintaan jauh lebih tinggi daripada penawaran.

Distribusi

Selanjutnya, Pihak Komposit mulai mendistribusikan kepemilikannya. Dia menjual posisi menguntungkannya kepada mereka yang memasuki pasar pada tahap akhir. Biasanya, fase distribusi ditandai oleh gerakan menyamping yang menyerap permintaan sampai habis.

Tren menurun

Segera setelah fase distribusi, pasar mulai berbalik arah ke bawah. Dengan kata lain, setelah Pihak Komposit selesai menjual sahamnya dalam jumlah yang banyak, dia mulai mendorong pasar ke bawah. Pada akhirnya, penawaran menjadi jauh lebih banyak dibanding permintaan, dan tren turun terbentuk.

Mirip dengan tren naik, tren turun juga dapat memiliki fase distribusi ulang. Pada dasarnya ini adalah konsolidasi jangka pendek di selama jatuhnya harga besar-besaran. Ini juga dapat mencakup Pantulan Kucing Mati (Dead Cat Bounces) atau yang dikenal dengan bull traps, di mana para pembeli terperangkap, berharap pada tren berbalik arah terjadi. Ketika tren bearish akhirnya berakhir, fase akumulasi baru dimulai.

 

Skema Wyckoff

Skema Akumulasi dan Distribusi kemungkinan adalah bagian paling populer dari pekerjaan Wyckoff - setidaknya di dalam komunitas mata uang kripto. Model-model ini membagi fase Akumulasi dan Distribusi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Bagian dibagi menjadi lima Fase (A ke E), bersama dengan beberapa peristiwa Wyckoff, yang secara singkat dijelaskan di bawah ini.

 

Skema Akumulasi


Fase A

Tenaga penjualan menurun, dan tren turun mulai melambat. Fase ini biasanya ditandai dengan peningkatan volume perdagangan.  Dukungan Awal/Preliminary Support (PS) menunjukkan bahwa beberapa pembeli muncul, tetapi masih belum cukup untuk menghentikan pergerakan ke bawah.

 Klimaks Penjualan/Selling Climax (SC)  dibentuk oleh aktivitas penjualan yang intens ketika investor  menyerah/berkapitulasi. Ini sering merupakan titik volatilitas tinggi, di mana penjualan panik menciptakan  kandil dan sumbu besar. Penurunan kuat dengan cepat berubah menjadi memantul / bouncing atau Automatic Rally (AR), karena pasokan berlebihan diserap oleh pembeli. Secara umum, rentang perdagangan/trading range (TR) dari Skema Akumulasi ditentukan oleh ruang antara SC rendah dan AR tinggi.

Seperti namanya,  Secondary Test (ST) terjadi ketika pasar turun di dekat wilayah SC, menguji apakah tren turun benar-benar berakhir atau tidak. Pada titik ini, volume perdagangan dan volatilitas pasar cenderung lebih rendah. Sementara ST sering membentuk titik rendah yang lebih tinggi dalam kaitannya dengan SC, tapi tidak selalu demikian.

Fase B

Berdasarkan Hukum Sebab dan Akibat Wyckoff, Fase B dapat dilihat sebagai Sebab yang mengarah pada Akibat.

Pada intinya, Fase B adalah tahap konsolidasi, di mana Pihak Komposit mengakumulasi aset dalam jumlah tertinggi. Selama tahap ini, pasar cenderung menguji baik level resistance juga support rentang perdagangan.

Mungkin akan ada beberapa jenis Secondary Tests (ST) selama Fase B. Pada beberapa kasus, ini dapat menciptakan posisi tinggi yang lebih tinggi (bull traps) dan posisi rendah yang lebih rendah (bear traps) dalam kaitannya dengan SC dan AR pada Fase A.

Fase C

Akumulasi Fase C biasanya terdiri dari apa yang disebut Spring. Sering kali Spring ini bertindak sebagai bear trap terakhir sebelum pasar mulai membuat titik rendah yang lebih rendah. Selama Fase C, Pihak Komposit memastikan bahwa ada sedikit penawaran tertinggal di pasar, misalnya, penawaran tertinggal dari orang-orang yang sudah menjual sebelumnya.

Spring sering mematahkan level dukungan untuk menghentikan pedagang dan menyesatkan investor. Kita dapat menggambarkannya sebagai upaya terakhir untuk membeli saham dengan harga lebih rendah sebelum tren naik dimulai. Bear trap mendorong investor ritel untuk melepaskan kepemilikan mereka. 

Namun dalam beberapa kasus, level dukungan berhasil bertahan, dan Spring tidak terjadi. Dengan kata lain, mungkin ada Skema Akumulasi yang menyajikan semua elemen lain tetapi tidak Spring. Namun, skema keseluruhan tetap valid.

Fase D

Fase D mewakili transisi di antara Sebab dan Akibat. Fase ini berada di antara zona Akumulasi (Fase C) dan breakout dari rentang perdagangan (Fase E). 

Biasanya, Fase D menunjukkan peningkatan volume dan volatilitas perdagangan yang signifikan. Biasanya memiliki Dukungan Titik Terakhir/Last Point Support (LPS), membuat titik rendah yang lebih tinggi sebelum pasar bergerak lebih tinggi. LPS sering mendahului breakout level resistensi, yang pada waktunya menciptakan level tertinggi yang lebih tinggi. Ini menunjukkan Tanda Kekuatan /Signs of Strength (SOS), karena resistensi sebelumnya menjadi support baru.

Meskipun terminologi agak membingungkan, mungkin ada lebih dari satu LPS selama Fase D. LPS ini sering mengalami peningkatan volume perdagangan saat menguji garis dukungan baru. Dalam beberapa kasus, harga dapat membuat zona konsolidasi kecil sebelum secara efektif menembus rentang perdagangan yang lebih besar dan pindah ke Fase E.

Fase E

Fase E adalah tahap terakhir dari Skema Akumulasi. Ini ditandai dengan terobosan nyata dari rentang perdagangan, yang disebabkan oleh peningkatan permintaan pasar. Inilah saat rentang perdagangan secara efektif ditembus, dan tren naik dimulai.


Skema Distribusi

Pada intinya, Skema Distribusi bekerja sebagai kebalikan dari Akumulasi, tetapi sedikit berbeda secara istilah.

 

Fase A

Fase pertama terjadi ketika tren naik yang mapan mulai melambat karena penurunan permintaan.  Penawaran Awal/Preliminary Supply (PSY) menunjukkan bahwa kekuatan penjualan muncul, meskipun masih belum cukup kuat untuk menghentikan pergerakan ke atas.  Klimaks Pembelian/Buying Climax (BC)  kemudian terbentuk oleh aktivitas pembelian yang intens. Ini biasanya disebabkan oleh pedagang yang tidak berpengalaman yang membeli menggunakan emosi

Selanjutnya, pergerakan naik yang kuat menyebabkan Reaksi Otomatis/Automatic Reaction (AR), karena permintaan yang sangat banyak diserap oleh pembuat pasar. Dengan kata lain, Pihak Komposit mulai mendistribusikan kepemilikannya kepada pembeli-pembeli terakhir.  Secondary Test (ST)  terjadi ketika pasar kembali menuju wilayah BC, dan seringkali membentuk titik tinggi yang lebih rendah.

Fase B

Fase B dari suatu Distribusi bertindak sebagai zona konsolidasi (Penyebab) yang mendahului tren turun (Akibat). Selama fase ini, Pihak Komposit secara bertahap menjual asetnya, menyerap dan melemahkan permintaan pasar. 

Biasanya, titik atas dan bawah dari rentang perdagangan diuji beberapa kali, yang mungkin membentuk bear traps dan bull traps jangka pendek. Terkadang, pasar akan bergerak di atas level perlawanan yang diciptakan oleh BC, menghasilkan ST yang juga bisa disebut Upthrust (UT).

Fase C

Pada beberapa kasus, pasar akan membentuk satu bull trap terakhir setelah periode konsolidasi. Ini disebut dengan UTAD atau Upthrust After Distribution. Pada dasarnya, ini adalah kebalikan dari Spring Akumulasi.

Fase D

Fase D dari suatu Distribusi persis seperi Akumulasi. Ini biasanya memiliki Last Point of Supply (LPSY) di tengah-tengah rentang, menciptakan titik tinggi yang lebih rendah. Dari titik ini, LPSY baru dibuat - baik di sekitar atau di bawah zona dukungan.  Sign of Weakness (SOW) yang jelas muncul ketika pasar menembus di bawah garis dukungan.

Fase E

Tahap terakhir dari Distribusi menandai permulaan tren turun, dengan terobosan nyata di bawah rentang perdagangan, yang disebabkan oleh dominasi yang kuat penawaran terhadap permintaan.

 

Apakah Metode Wyckoff berfungsi?

Secara alami, pasar tidak selalu mengikuti model-model ini secara akurat. Dalam praktiknya, Skema Akumulasi dan Distribusi dapat terjadi dalam berbagai cara. Misalnya, beberapa situasi mungkin memiliki Fase B yang berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Atau yang lain, Tes Spring dan UTAD mungkin sama sekali tidak ada.

Meski demikian, karya Wyckoff menawarkan berbagai teknik yang andal, yang didasarkan pada banyak teori dan prinsipnya. Karyanya tentu saja berharga bagi ribuan investor, pedagang, dan analis di seluruh dunia. Misalnya, skema Akumulasi dan Distribusi mungkin berguna ketika mencoba memahami siklus umum pasar keuangan.

 

Pendekatan 5 langkah Wyckoff

Wyckoff juga mengembangkan pendekatan lima langkah terhadap pasar, yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan tekniknya. Singkatnya, pendekatan ini dapat dilihat sebagai cara untuk mempraktikkan ajarannya.

Langkah 1: Tentukan tren.

Apa tren saat ini dan ke mana arahnya? Bagaimana hubungan antara penawaran dan permintaan?

Langkah 2: Tentukan kekuatan aset.

Seberapa kuat aset dalam kaitannya dengan pasar? Apakah bergerak dengan cara yang sama atau berlawanan?

Langkah 3: Cari aset dengan “Penyebab” yang cukup.

Apakah ada cukup alasan untuk memasuki suatu posisi? Apakah Penyebabnya cukup kuat yang membuat potensi imbalan (Akibat) sepadan dengan risikonya?

Langkah 4: Tentukan bagaimana pergerakannya.

Apakah aset siap bergerak? Apa posisinya dalam tren yang lebih besar? Apa yang disarankan oleh harga dan volume? Langkah ini sering melibatkan penggunaan Tes Jual Beli Wyckoff.

Langkah 5: Hitung waktu masuk Anda.

Langkah terakhir adalah semua tentang waktu. Biasanya melibatkan analisis saham dan membandingkannya dengan pasar umum.

Misalnya, seorang pedagang dapat membandingkan pergerakan harga suatu saham sehubungan dengan indeks S&P 500. Bergantung pada posisi mereka dalam Skema Wyckoff masing-masing, analisis tersebut dapat memberikan wawasan tentang pergerakan aset selanjutnya. Akhirnya, ini memudahkan untuk entri yang baik.

Metode ini khususnys bekerja lebih baik dengan aset yang bergerak bersama dengan pasar umum atau indeks. Di pasar mata uang kripto, korelasi ini tidak selalu ada.

 

Penutup

Sudah hampir satu abad sejak penciptaannya, tetapi Metode Wyckoff masih digunakan secara luas saat ini. Ini jelas lebih dari sekadar indikator TA, karena mencakup banyak prinsip, teori, dan teknik perdagangan. 

Pada dasarnya, Metode Wyckoff memungkinkan investor untuk membuat keputusan yang lebih logis daripada bertindak berdasarkan emosi. Pekerjaan ekstensif Wyckoff memberi para pedagang dan investor serangkaian alat untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang keberhasilan mereka. Namun, tidak ada teknik yang sangat mudah untuk berinvestasi. Seseorang harus selalu waspada terhadap risiko, terutama di dalam pasar mata uang kripto yang sangat mudah bergejolak.